Perbedaan konsep penafsiran Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 56 perspektif Tafsir Ahkam Sunni dengan Syi'ah tentang sholawat kepada Nabi SAW.: Studi komparatif Tafsir Rawa ̅i’ul Baya ̅n Min Tafsir A ̅ya ̅t Al-Ahka ̅m karya Muhammad Ali Ashabuni dan Kanzul ‘Irfa ̅n Fi Fiqhil Qur’an Karya Miqdad bin Abdullah As-Suyuri

Hasil yang diperoleh berdasarkan studi pendahuluan, terdapat perbedaan penafsiran dikalangan para ulama mengenai konsep penafsiran Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 56 tentang sholawat kepada Nabi saw. meliputi hukum sholawat, shighah sholawat, makna sholawat dari Allah swt. hukum sholawat kepada selain para Nabi, dan hal lainnya yang berkaitan dengan konsep penafsiran ayat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:1) penafsiran Muhammad Ali Ashabuni di dalam tafsir Rawa ̅i’ul Baya ̅n Min Tafsir A ̅ya ̅t Al-Ahka ̅m mengenai Q.S Al-Ahzab ayat 56; 2) Penafsiran Miqdad bin Abdullah As-Suyuri di dalam tafsir Kanzul al-’Irfa ̅n Fi Fiqhil Qur’an mengenai Q.S Al-Ahzab ayat 56; 3) perbedaan dan persamaan penafsiran Muhammad Ali Ashabuni di dalam tafsir Rawa ̅i’ul Baya ̅n Min Tafsir A ̅ya ̅t Al-Ahka ̅m dengan Miqdad As-Suyuri di dalam tafsir Kanzul ‘Irfa ̅n Fi Fiqhil Qur’an mengenai Q.S Al-Ahzab ayat 56. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode komparatif atau muqaranah. Pada penelitian ini penulis membandingkan antara penafsiran Muhammad Ali Ashabuni dengan Miqdad As-Suyuri, yaitu dua orang mufasir dengan latar belakang yang berbeda, terutama dari segi madzhab aqidah yang dianutnya. Syekh Muhammad Ali Ashabuni merupakan ulama Sunni, sedangkan Syekh Miqdad As-Suyuri merupakan ulama Syi’ah dan perbedaan lainnya yang menjadikan kajian topik ini pantas untuk diteliti. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa penafsiran dari Syekh Muhammad Ali Ashabuni menjelaskan bahwa (1) sholawat dari Allah swt. kepada Nabi saw. bermakna memberikan kemuliaan dan sanjungan. (2) Hukum sholawat di luar solat wajib satu kali seumur hidup dan sunnah dalam setiap waktu dan kesempatan, tetapi tetap dianjurkan untuk memperbanyak sholawat. (3) Hukum sholawat di dalam solat ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama Sunni. (4) Hukum sholawat secara menyendiri atau khusus untuk selain para Nabi hukumnya tidak boleh, tetapi apabila disertakan kepada sholawat untuk Nabi hukumnya boleh. Sedangkan penafsiran dari Syekh Miqdad As-Suyuri menjelaskan bahwa (1) sholawat dari Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. bermakna rahmat. (2) Hukum sholawat di luar solat adalah wajib setiap kali disebutkan nama Nabi saw. (3) hukum sholawat di dalam solat wajib. (4) Sholawat kepada selain Nabi secara khusus hukumnya boleh, dan kepada ahlul bait lebih utama. Adapun persamaannya (1) Dari segi manhaj penafsiran memiliki persamaan dengan memulai pembahasan terhadap lafadz yang menjadi kata kunci. (2) Madzhab Syi’ah memiliki persamaan dengan Madzhab Imam Syafi’i dan Imam Ahmad mengenai wajibnya sholawat kepada Nabi saw. di dalam solat. (3) Madzhab Syi’ah dan Sunni memiliki persamaan pendapat mengenai disyari’atkannya ketika bersholawat kepada Nabi saw. untuk menyertakan sholawat kepada keluarga Nabi saw