Kritik dakwah atas konstruksi makna novel : Analisis wacana kritis novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur karya Muhhidin M. Dahlan

Dakwah Bil Kitabah merupakan suatu cara dalam menyampaikan pesan Dakwah melalui tulisan. Media yang digunakan dalam melakukan proses dakwah Bil Kitabah pun beraneka ragam. Seperti salah satunya Novel sebagai karya sastra yang banyak digemari. Selain mudah dipahami, karakteristik bahasa novel yang indah, mampu menggugah emosi pembaca, tidak terbatas jarak dan waktu. Sehingga cukup efektif digunakan untuk berdakwah. Namun dari sekian banyaknya novel tidak sedikit yang memberikan dampak negatif kepada pembaca. Seperti Novel berjudul “Tuhan, Ijinkan Aku Menjadi Pelacur: Memoar Luka Seorang Muslimah” karya Muhidin M. Dahlan. Novel yang diambil berdasarkan kisah nyata melalui studi wawancara oleh penulis kepada seorang muslimah yang berakhir tragis menjadi pekerja seks komersial. Dalam karyanya muhidin menggunakan pendekatan sosio kultural dengan menerobos fakta religius yang dianggap menyimpang sebagai bentuk kritik sosial. Keberanianya membahas hal-hal tabu yang berhubungan dengan Seksualitas, serta simbol-simbol ritus yang dianggap sakral. Sehingga menimbulkan kontroversi dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti novel tersebut dengan tujuan untuk mengetahui sekaligus mengevaluasi konstruksi wacana yang terdapat pada novel. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian yakni metode kualitatif memakai teori analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk yang terdiri dari: (1) Struktur Teks berupa makro, mikro dan superstruktur; (2) Kongnisi Sosial, kesadaran mental wartawan dalam membentuk wacana; (3) Konteks Sosial, keterkaitan isu dengan wacana yang berkembang dimasyarakat. selain itu peneliti memakai paradigma kritis serta teknik pengumpulan data berupa studi Dokumentasi dan studi Kepustakaan dalam proses penelitian. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan sebagaimana berikut: (1) pemakaian bahasa yang kasar (sarkas) serta pengunaan simbol tuhan maupun agama yang dipakai tidak sesuai dengan kaidah serta etika dakwah sebagaimana mestinya; (2) minimnya pendalaman serta rujukan dari perspektif islam mengenai soal keislaman yang dibahas; (3) konstruksi wacana baik berupa pesan moral maupun kritik yang disampaikan secara berlebihan dan eksplisit, khusus nya menyoal hal yang bersifat Tabu seperti Seksualitas, Tuhan maupun agama tidak sesuai dengan ajaran islam, budaya serta norma yang ada dimasyarakat. Adapun implikasi yang didapat dalam penelitian ini berupa: (1) sebagai bentuk kontribusi akademik dalam mengembangkan keilmuan Dakwah Tabligh dibidang tulisan (Kitabah); (2) Sebagai pengigat untuk para Da’i (Novelis) agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesan (dakwah) melalui novel; (3) sebagai sumber inspirasi kepada para penulis novel (Da’i) agar mampu berinovasi serta berkreasi dalam membentuk karya-karya sastra novel yang berkualitas dengan tersandarkan nilai-nilai keislaman