Pesan dakwah mengenai Murtad dalam sinetron Amanah Wali 5 di RCTI : Analisis semiotika Roland Barthes

Sinetron merupakan bagian dari media massa yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi satu arah kepada masyarakat luas, ia juga merupakan salah satu tontonan yang banyak di minati oleh masyarakat luas dan tidak jarang dari tayangan sinetron memberikan banyak informasi keilmuan kepada masyarakat. Amanah Wali 5 merupakan salah satu sinetron yang memiliki unsur pendidikan didalamnya, yakni pendidikan agama. Sinetron ini memiliki pesan dakwah yang berguna bagi masyarakat. Namun dalam sinetron ini banyak masyarakat yang menilai tidak memiliki pesan dakwah di dalamnya dikarenakan banyaknya adegan perkelahian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat apakah dalam sinetron ini memiliki banyak nilai dakwah atau tidak dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes dengan pencarian tiga makna, yakni denotasi, konotasi, dan mitos yang pengujiannya berfokus pada episode 252-258 yang memiliki tema besar mengenai perilaku seseorang yang murtad. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode semiotika Roland Barthes. Pemilihan metode semiotika ini dikarenakan penelitian ini lebih menggunakan penjelasan deskriptif terhadap makna pesan dakwah yang terdapat dalam sinetron Amanah Wali 5. Alasan lainnya ialah pesan yang disampaikan pada sinetron tidak semuanya disampaikan secara langsung, terdapat juga pesan yang disampaikan secara tidak langsung sehingga pada penelitian ini lebih menggunakan metode analisis semiotika. Hasil penelitian ditemukan beberapa pesan dakwah mengenai penyebab perilaku murtad berdasarkan tiga makna, yakni berdasarkan makna denotasi perilaku murtad digambarkan secara langsung bagaimana seseorang yang murtad kehidupannya semakin hancur dan menjauh dari agama setelah meninggalkan Islam. Berdasarkan makna konotasi yakni memberikan contoh dan pelajaran hidup bagaimana kehidupan serta balasan yang diterima bagi orang-orang meninggalkan agama Islam. Dan makna mitos dari penelitian ini adalah adegan perkelahian yang diperlihatkan disini bukanlah sebuah adegan yang tidak pantas untuk ditampilkan, melainkan adegan perkelahian disini menunjukkan sikap jihad demi melindungi Islam beserta melindungi manusia dari kedzaliman dan perkelahian ini diperbolehkan dalam Islam dikarenakan termasuk kedalam perbuatan baik, yakni untuk melindungi Islam serta manusia yang terdzalimi