Pengaruh ekstrak daun picung (Pangium Edule) dalam mempertahankan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tegak balitsa 3 terhadap serangan ulat grayak (Spodoptera Litura)

Orang Indonesia banyak yang mengkonsumsi sayuran sumber protein nabati salah satunya ialah buncis. Buncis Tegak Phaseolus vulgaris L. ialah tanaman perdu semusim hasil introduksi Mexico-Guatemala kemudian menyeluruh ke wilayah sub tropis. Salah satu permasalahan pada saat peningkatan produksi buncis di Indonesia ialah adanya serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura). Ekstrak daun picung dilaporkan berfungsi picung sebagai pestisida nabati yang bersifat ramah lngkungan untuk mengendalikan serangan Spodoptera litura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun picung (Pangium edule) dan konsentrasi terbaik terhadap pertumbuhan buncis tegak varietas Balitsa 3 dan populasi Spodoptera litura. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2021 di Desa Darma, Kec. Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap pada uji pendahuluan (in vitro) dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak empat kali dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada uji utama (in vivo) dengan 5 perlakuan yang diulang sebanyak empat kali. Hasil uji pendahuluan (in vitro) menunjukkan adanya pengaruh dari aplikasi ekstrak daun picung terhadap bobot pakan, mortalitas larva, morfologi dan tingkah laku larva. Perlakuan yang terbaik adalah aplikasi ekstrak daun picung 30%. Hasil dari uji utama (in vivo) menunjukkan adanya pengaruh ekstrak daun picung terhadap mortalitas larva S.litura dan intensitas serangan dengan perlakuan yang terbaik yaitu aplikasi ekstrak daun picung 10%