Bimbingan keagamaan dalam perawatan mental pada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) perempuan korban penyalahgunaan narkoba : Penelitian di Lapas perempuan kelas II A jalan Pacuan Kuda Nomor 20 Kota Bandung

Setiap permasalahan yang dialami seseorang bisa berdampak kepada kepribadiannya, mereka bisa merasa putus asa apabila tidak bisa menemukan cara menyelesaikan masalahnya tersebut dan membuatnya stress hingga mental mereka terganggu. Yang kemudian mengambil jalan pintas hingga penyalahgunakan narkoba namun pengaruhnya malah semakin buruk terhadap mentalnya. Tulisan penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bagaimana hasil akhir kegiatan bimbingan keagamaan untuk merawat mental dalam perawatan mental di Lapas Perempuan Kelas II A Bandung. Perawatan mental bertujuan untuk memulihkan mental para warga binaanya menjadi baik seperti semula melewati proses bimbingan keagamaan dalam perawatan mental . Prof. Dr. Mohamad Surya, M.Pd. Psikiater mengatakan, “Diakui oleh ahli klinis, psikiater, agamawan dan konselor bahwa agama merupakan faktor penting dalam memelihara dan memperbaiki kesehatan mental. Agama memberikan suasana tenang dan damai”. Diungkapkan oleh Tohari Musnarman, bahwasanya bimbingan keagamaan adalah proses pemberian bantuan terhadapp individu nalar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Metode penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan cross check view atau melihat langsung. Analisis data dilakukan dengan mengolah data dan kemudian dikumpulkan ditarik kesimpulan. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan dari 4 rangkaian kegiatan bimbingan keagamaan yakni, bimbingan ibadah, bimbingan tilawah, pesantren sholehah, tausyiah dengan tujuan senantiasa mendekatakan diri kepada Allah SWT. Hasil akhir dari penelitian bimbingan keagamaan dalam perawatan mental menunjukkan bahwa pelaksanaannya dan hasilnya berhasil karena 8 orang warga binaan yang mengalami gangguan mental seluruhnya bisa sembuh dengan menjalani proses bimbingan keagamaan dan telah mencapai target dari pencapaian 5 indikator yang dituju dengan hasil yang memuaskan