Strategi pemberdayaan ekonomi perempuan melalui UMKM pelestarian budaya kampung Batik Telaga : Studi Deskrtiptif Kampung Batik di Telagamurni Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

Latar belakang penelitian ini berangkat dari permasalahan yang dihadapi perempuan dalam lingkungannya yang masih menganut sistem patriarki dengan mengkungkung perempuan dalam mengembangkan diri dan potensinya sehingga hanya difokuskan pada urusan domestik saja dan dianggap tidak dapat menyeimbangkan perannya di ruang publik. Akibat ketidakseimbangan tersebut, perempuan sering dikaitkan dengan ketidakontribusiannya terhadap ekonomi keluarga. Oleh sebab itu, melalui kampung batik telaga menjadikan wadah pemberdayaan bagi perempuan untuk dapat menyeimbangkan peran serta akses perempuan pada ranah domestik maupun publik, sebagai upaya penguatan ekonomi keluarga serta mewujudkan perempuan yang berdaya dan mandiri. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui strategi pemberdayaan ekonomi perempuan yang dilakukan oleh kampung batik telaga untuk mewujudkan perempuan yang berdaya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strategi yang dikemukakan oleh Henry Mintzberg. Dijelaskan dalam teori ini bahwa strategi mencangkup plan (perencanaan), ploy (taktik), dan position (posisi). Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tahap analisis data dalam penelitian ini, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kampung batik telaga adalah sebagai berikut: Pertama, perencanaan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kampung batik telaga terdiri dari adanya program kolaborasi dan pelestarian budaya dinas KUKM Kabupaten Bekasi, pemberian stimulus kepada perempuan, dan pendampingan. Kedua, taktik pemberdayaan ekonomi perempuan yaitu dengan adanya pendekatan secara personal dan interpersonal kepada perempuan serta menempatkan sebagai subjek yang mendominasi mulai dari pengurus, pengrajin batik, hingga pemilihan motif didominasi oleh perempuan. Ketiga, Posisi kampung batik dalam pemberdayaan ekonomi perempuan yaitu sebagai wadah sekaligus fasilitator dengan memposisikan perempuan sebagai subjek pemberdayaan. Adapun posisi perempuan setelah terlibat dalam pemberdayaan yang dilakukan melalui kampung batik memberikan perubahan lebih baik dengan ditandai adanya kontribusi pemasukan penghasilan dalam keluarga, dan meningkatnya pola fikir serta bertambahnya skill baru yang berguna bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya