Upaya meningkatkan keterampilan proses sains pada anak usia dini melalui metode eksperimen : Penelitian tindakan kelas di Raudhatul Athfal B2 Miftahul Falah Cileunyi, Kab Bandung

Hasil yang dilihat dari lapangan pada saat observasi bahwa keterampilan proses sains pada metode ceramah terdapat 4 orang anak yang keterampilannya masih kurang. Hal ini bisa di lihat pada anak yang kesulitan dalam menceritakan reaksi suatu benda yaitu benda seperti paku dan magnet, ketika benda magnet disantukan dengan paku tersebut ada anak yang sulit menebak hanya terdiam dan ada anak masih kurang dalam menjawab untuk mengetahui alasan ketika benda seperti magnet dan paku disatukan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Keterampilan proses sains sebelum dterapkan menggunakan metode eksperimen; (2) Penerapan Metode Eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses sains; dan (3) Keterampilan Proses Sains setelah diterapkan metode eksperimen di kelompok B2 Raudhatul Athfal Miftahul Falah Cileunyi Kab Bandung, Selanjutnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan proses sains melalui metode metode eksperimen. Penelitian ini juga yang didasarkan pada teori metode eksperimen yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains. Metode eksperimen adalah metode yang efektif dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini dalam mengembangkan keterampilan proses sains sebagai landasan dalam pembelajaran sains. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Tindakan yang dipergunkan mengacu pada model yang dipaparkan oleh Kemmis Mc Taggart terdiri dari: Planning, acting, observing, reflecting. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi. Hasil dalam penelitian ini bahwa: (1) Keterampilan proses sains sebelum diterapkan metode eksperimen memperoleh hasil nilai rata – rata 52,37 yang dikategorikan kurang; (2) Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses sains yang diperlihat pada lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktivitas anak lama kesini mengalami suatu peningkatan pada semua siklus. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus 1 memperoleh hasil rata-rata sebesar 61,53% dengan dikategorikan cukup, dan pada siklus II memperoleh hasil nilai rata-rata sebesar 73,08% yang dikategorikan baik. Dengan hasil ini juga hasil dalam menganalisis pada lembar observasi aktivitas anak pada siklus I memperoleh hasil nilai rata-rata sebesar 72,73% yang dikegorikan baik, dan pada siklus II memperoleh hasil nilai rata-rata sebesar angka 77,27 yang dikategorikan baik dan (3) Keterampilan proses sains setelah diterapkan metode eksperimen pada siklus I 72,24% dikategorikan cukup dan pada siklus II memperoleh hasil nilai rata rata sebesar angka 81,00 dengan dikategorikan sangat baik. Dengan hasil ini bahwa hipotesis yang artinya bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains