Efektivitas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) di Badan Keuangan Daerah Kabupaten Indramayu Tahun 2019

Realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan di daerah Kab. Indramayu pada tahun 2013, 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 tidak mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya yang disebabkan salah satunya pemungutan pajak bumi dan banguanan yang belum efektit.selain itu realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan pada tahun 2013, 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 presentase penerimaannya masih naik turun yang memperlihatkan pajak bumi dan bangunan tidak stabil. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana efektifitas pemungutan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) di Badan Keuangan Daerah Kabupaten Indramayu. Penulis menggunakan Teori saxena dalam idrawijawa (2014) tentang efektifitas dengan 3 dimensi utama yaitu tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuantitas dan menjadi bahan analisis untuk memahamiefektifitas pemungutan pajab bumi dan bagunan di badan keuangan daerah kabupeten indramayu. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan dekriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara pada informan yang berkaitan langsung dengan pajak bumi dan bagunan. Teknik analis menggunan Miles dan Huberman 2 proses uatama yaitu pengumpulan data, penarikan kesimpulan dan vervikasi. Berdasarkan hasil penelitian pemungutan pajak bumi bangunan yang dilakukan oleh badan keuangan daerah kabupaten indramayu belum sepenuhnya efektif namun sudah ada usaha untuk melakukan pemungutan pajak bumi dan bangunnan (PBB-P2) agar pemungutan efektif. dari ketepatan waktu, wajib pajak maih sering kali terlambat dam pemabyaran nya, menyebabkan waktu untuk input data menjadi lama, secara kuantitas Nilai maksimum kontribusi PBB terhadap PAD yang dicapai selama periode penelitian terjadi pada tahun 2019 dengan nilai 31.540%. serta ketepatan kualitas pajak bumi bangunan sudah baik, angka knerja nya sudah mencapai 113% namun nilai tersebut menjadi yang terendah dibandingkan penerimaan pajak lain