Penerapan Klkaidah Tikrar dalam Juz 30 : Studi komparatif kitab Al-Munir karya Wahbah Al-Zuhaili dan kitab Al-Misbah karya Quraish Shihab

Tikra>r merupakan pengulangan ayat-ayat atau berupa redaksi kalimat yang berulang-ulang atau lebih di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, salah satunya adalah juz 30 dimana dalam juz 30 terdapat pengulangan sebanyak 5 kali dalam di juz 30 yang telah ditemukan, pengulangan tersebut menimbulkan penafsiran yang beragam, termasuk penafsiran dari Wahbah al-Zuhaili dalam kitab tafsir al-Munir dan penafsiran Quraish Shihab dalam kitab tafsir al-Misbah. Maka dari itu penulis akan memaparkan mengenai penerapan kaidah tikrar dalam juz 30 menurut penafsiran Wahbah al-Zuhaili dalam kitab al-Munir dan penafsiran Quarish Shihab dalam kitab al-Misbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaidah tikra>r dalam juz 30 serta makna tersembunyi dalam ayat yang berulang, untuk mengetahui penafsiran Wahbah al-Zuhaili dan Quraish Shihab dalam menafsirkan ayat tikra>r dalam juz 30, dan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pada penafsiran ayat-ayat tikra>r dalam juz 30. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskritif. Pengumpulan data menggunakan teknik Library Reseach. Data primer yang digunakan dalam membantu penelitian ini yaitu kitab tafsir al-Munir dan kitab tafsir al-Misbah, dan data sekunder yang digunakan berupa literatur yang berkaitan dengan pembahasan tikrar. Dari penelitian tersebut, ditemukan beberapa kaidah tikra>r pada setiap pengulangan ayat yang ditemukan dalam juz 30, yakni pada Q.S an-Naba[78]: 4-5 yakni termasuk kedalam bentuk kaidah tikra>r yakni menunjukkan keagungan akan hal tersebut, selanjutnya ditemukan pada Q.S al-Insyirah ayat 5-6 dan Q.S al-Fajr 21-22 termasuk kedalam kaidah yang menunjukan hal yang berulang dan berbentuk umum menunjukan hal berbilang, selanjutnya pada Q.S al-Kafirun 3 dan 5, bentuk kaidah yakni tidak adanya perbedaan lafal kecuali adanya perbedaan makna yang terkandung di dalam ayat yang terulang tersebut. Dan terakhir ditemukan pada Q.S al-Infithar[82]: 17-18 dan surat an-Nas merupakan bentuk pengulangan karena banyaknya hal yang ingin disampaikan