Membangun kepribadian Islami pada anak dalam Al–Qur’an : Studi tafsir Al–Azhar karya Buya Hamka dan tafsir Al–Shawi karya Syekh Ahmad Al–Shawi

Kepribadian pada setiap orang pada dasarnya tidak muncul secara tiba – tiba melainkan terbentuk dari tabiat, watak dan sifat sejak dari kecil. Pada masa kanak – kanak merupakan masa pembentukan kepribadian individu yang dipengaruhi oleh faktor internal atau fitrah sejak lahir dari Allah SWT dan faktor eksternal yang dipengaruhi lingkungan termasuk pendidikan dan pola asuh dari kedua orangtua. Dalam Al – Qur’an telah dijelaskan bagaimana cara membangun kepribadian Islami pada anak sejak dini sebagaimana yang penulis jelaskan pada skripsi ini dengan mengambil beberapa ayat – ayat Al – Qur’an yang mengkaji 3 aspek penting yakni : aspek aqidah, ibadah dan akhlak. Untuk memahami tafsiran ayat – ayat membangun kepribadian Islami penulis mengambil dari dua orang mufasir yang berbeda yaitu Tafsir Al – Azhar karya Hamka dan Tafsir Al – Shawi karya Ahmad. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui membangun kepribadian Islami pada anak menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al – Azhar, untuk mengetahui membangun kepribadian Islami pada anak menurut Syekh Ahmad dalam Tafsir Al – Shawi dan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan Tafsir Al azhar karya Buya Hamka dan Tafsir Al showi karya Syekh Ahmad tentang membentuk kepribadian Islami. Metode penelitian yang digunakan adalah kornparatif atau sering dikenal juga dengan metode Tafsir Al – Muqaran yaitu metode penafsiran dengan mernbandingkan ayat – ayat Al – Qur’an redaksi pada ayatnya berbeda akan tetapi isi kandungan dari ayat tersebut sama. Adapun jenis penelitiannya adalah kualitatif dengan cara menjelajahi buku – buku yang ada kaitannya dengan pokok permasalahan yang dibahas secara deskriptif Hasil penelitian menunjukkan Dalam Tafsir Al – Azhar dan Tafsir Al – Showi dibahas cara membangun kepribadian Islami yang dimaksud adalah dengan menerapkan pendidikan dalam keluarga agar berbudi luhur terhadap orangtua dengan tidak meninggikan suara serta berkata kasar, mengucapkan salam yang merupakan adab orang Islam yang wajib diamalkan dalam kehidupan merujuk pada aspek akhlak. Adapun mengenai aspek ibadah dan aqidah dijelaskan pada kedua tafsir tersebut adalah dengan mengajarkan anak agar mengerjakan shalat lima waktu, mencontohkan nahyi munkar, serta memperkokoh ketauhidan dengan menjelaskan dan mengajarkan perintah bertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya dengan tidak mempersekutukan Allah