Sejarah pemikiran pers Adinegoro di Indonesia tahun 1926-1967

Adinegoro merupakan seorang tokoh kenamaan yang secara praktis dan akademis cukup banyak dikenal. Secara praktis ia dikenal sebagai seorang wartawan terkemuka yang ahli dalam bidang penulisan catatan perjalanan dan selalu menghiasi rubrik Pemandangan Dalam dan Luar Negara di koran atau majalah. Secara akademis, ia juga dikenal sebagai salah satu diantara pelatak dasar pondasi ilmu publisistik (sekarang ilmu komunikasi) di Indonesia. ketenarannya tidak diperoleh secara instan melainkan adalah hasil dari serangkaian perjalanan hidup yang panjang. Kajian ini dibuat untuk tujuan agar para pembaca mengetahui bagaimana sejarah hidup Adinegoro, bagaimana pandangan Adinegoro sebagai praktisi dan akademisi tentang ilmu pers dan untuk mengetahui pengaruh dari pemikiran Adinegoro. Metode penelitian sejarah adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Metode ini memiliki empat tahap meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan histriografi. Selain itu untuk menganilis pemikiran Adinegoro penelitian ini menggunakan pendekatan studi tokoh untuk mengkaji secara komprehensif pemikiran Adinegoro. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Adinegoro yang berasa dari Talawi sedikit lebih maju dari pada kaumnya. Ia berani menanggalkan posisi yang nyaman di STOVIA untuk menjadi dokter dengan posisi yang serba tidak menentu dengan mengambil pelajaran jurnalistik. Namun dengan niat dan usaha yang kuat anggapan itu terpatahkan. Justru dari bidang jurnalistik Adinegoro menjadi terkenal. Dikenal sebagai wartawan dan akademisi pers yang cukup mahsyur. Dalam hal pemikiran, Adinegoro banyak dipengaruhi oleh ahli ilmu publisistik Jerman. Hal ini terbukti dari dalam karangannya yang sering mengutip ahli publisistik Jerman seperti Hagemann dan Dofivat. Selain itu ia juga menganggap bahwa kebebasan pers harus dibarengi dengan tanggung jawab sosial sehingga pers harus senantiasa mengedepankan kepentingan publik ketimbang golongan atau perorangan