Pengaturan kesan dalam menggunakan second account media sosial Instagram: Studi deskriptif pada mahasiswi sosiologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Angkatan 2017

Penelitian ini membahas tentang bentuk, alasan serta dampak dari perilaku pengaturan kesan yang dilakukan oleh Mahasiswi Sosiologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Angkatan 2017 dalam menggunakan second account di media sosial instagram. Tujuan dari penelitian ini dilakukan dalam rangka mengetahui proses, alasan dan akibat dari pengaturan kesan yang dilakukan oleh para penggunanya. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk menjadi salah satu referensi bagi para akademisi yang hendak melakukan penelitian pada ruang lingkup yang serupa. Juga sebagai referensi bagi masyarakat non akademisi yang ingin mengetahui lebih dalam apa itu bagaimana, alasan serta dampak dari pengaturan kesan. Teori dalam penelitian ini secara mengkerucut menggunakan dramaturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman dan secara umum menggunakan interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh George Herbert Mead. Dramaturgi sangat relevan dalam menganalisa fenomena pengaturan kesan karena merupakan ujung dari proses dramaturgis itu sendiri. Sedangkan interaksionisme simbolik sangat relevan untuk menggambarkan bahwa perilaku individu tidak hanya ada pada yang terlihat namun juga pada hal-hal yang tak tampak atau tersirat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk menggambarkan mengenai perilaku pengaturan kesan yang dilakukan Mahasiswi Sosiologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Angkatan 2017 secara mendalam dan apa adanya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Pengaturan kesan dilakukan dengan membuat dua akun instagram yang berbeda lalu memilih dan memilah konten yang akan diunggah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini disebabkan karena kebutuhan pengguna akan privasi dan ruang berekspresi untuk menjadi diri sendiri. Dampaknya pengguna memiliki kesan yang baik di mata para pengikut, merasa lebih dekat terhadap pengikutnya, merasa lebih aman, dan merasa lebih memiliki ruang untuk menjadi diri sendiri. Pada sisi yang lain pengguna juga merasa memanipulasi kesan dan dalam suatu kondisi merasa tidak menjadi dirinya sendiri