Relasi makna Sakinah Mawaddah dan Rahmah: Tinjauan semantik Al-Quran Toshihiko Izutsu

Kosa kata sakīnah, mawaddah, dan raḥmah merupakan satu kesatuan konsep yang telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya dalam sebuah konteks rumah tangga. Ketiganya memiliki makna masing-masing dan juga memiliki konsep dalam satu-kesatuan kalimat. Selain itu, ketiga kalimat tersebut juga digunakan dalam Al-Qur’an, baik secara terpisah maupun dalam satu komposisi ayat. Penelitian ini dimunculkan dalam rangka menganalisa mengenai relasi keterkaitan antara sakīnah, mawaddah, dan raḥmah. Dengan menggunakan pendekatan sematik Al-Qur’an milik Toshihiko Izutsu, diharapkan penelitian ini dapat menjelaskan serta menjabarkan mengenai konsep dan makna yang dimaksud pada ketiga kata tersebut. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan peneliti adalah library research. Untuk tahapan analisisnya, pertama, peneliti mengkaji mengenai pisau analisis yang digunakan. Kedua, dilanjutkan dengan inventarisir ayat-ayat yang membahas mengenai sakīnah, mawaddah, dan raḥmah beserta derivasinya. Setelah itu, peneliti menganalisis ayat-ayat tersebut dengan menggunakan pendekatan semantik Al-Qur’an untuk menemukan makna dan relasi dari sakīnah, mawaddah, dan raḥmah. Hasil dari penelitian ini di antaranya, pertama, makna dasar kata sakīnah ialah ketenangan, sedangkan untuk kata mawaddah memiliki makna dasar hubungan kasih sayang yang timbul dari hubungan timbal balik dua pihak, dan raḥmah sebagai kasih sayang yang bersandar kepada Allah secara langsung, baik itu berupa pensifatan maupun pemberian dari-Nya. Kedua, secara makna relasional kata sakīnah memiliki makna menempati suatu ruang atau waktu, dan beristirahat. Adapun untuk kata mawaddah bermakna keinginan dan berandai-andai, dan raḥmah memiliki makna suatu keluasan kenikmatan dan juga saudara saat dalam bentuk jamak. Ketiga, medan semantik dari kata sakīnah, mawaddah, dan raḥmah. Medan semantik kata sakīnah memunculkan makna, mawaddah, dan raḥmah. Medan semantik kata sakīnah meliputi (1) Sumber Ketenangan (2) cara mendapatkan ketenangan (3) waktu untuk tenang (4) tempat ketenangan (5) penerima ketenangan. Adapun untuk kata mawaddah medan semantiknya sebagai berikut: (1) sumber kasih sayang (2) tempat kasih sayang. (3) penerima kasih sayang. Sedangkan untuk medan semantik kata raḥmah ialah: (1) Sumber kasih sayang (2) cara mendapatkan kasih sayang (3) penerima kasih sayang. Sedangkan untuk titik temunya ada dua: (1) sumbernya (2) penerimanya. Ditemukan juga medan semantik yang hanya mempertemukan dua medan semantik antara sakīnah dan raḥmah yaitu pada titik cara untuk meraihnya. Dengan demikian sakīnah, mawaddah, dan raḥmah memiliki makna bahwa pernikahan membawa ketenangan dan mencegah hal negatif bagi rumah rumah tangga. Komunikasi yang baik juga akan menambah rasa kasih sayang. Ketenangan yang muncul dan kasih sayang yang terjalin tersebut menjadi rahmat yang diberikan Allah kepada manusia dalam berkeluarga