Literasi media para orang tua dalam membimbing anak dari dampak berita kekerasan : Studi fenomenologi orang tua Desa Bojong RT 03/05 Sukabumi

Penelitian ini dilatar belakangi oleh dampak media yang berperan dalam kehidupan masyarakat khsusunya dalam ruang lingkup keluarga, dampak nyata itulah yang menjadi tolak ukur dalam pemahaman mengenai media, orang tua sebagai kontrol sosial harus mampu untuk cerdas bermedia, maka dari itu literasi media hadir sebagai acuan dalam perlindungan diri maupun orang sekitar dari dampak media Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskpisikan pengalaman orang tua dalam mengakses media, terutama dalam hal literasi media, mengenai dampak terhadap anak dari pemberitaan tindak kekerasan di Rt03/05 Desa Bojong Sukabumi Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan studi fenomenologi, yang melakukan pengujian berdasakan pengalaman yang dilakukan secara sadar, paradigma yang digunakan ialah kontruktivis, paradigma ini menganggap bahwa tidak ada realitas ataupun kebenaran secara tuggal, sedangkan teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara melakukan wawancara, studi kepustakaan, serta observasi, kemudian dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori dari fenomenologi Alferd Schuz, dimana realitas kebenaran seseorang di dasari berdasarkan pengalaman yang dimaknainya secara sadar, sehingga menimbulkan suatu efek sosial yang disebut dengan motif alasan dan motif tujuan Hasil Penelitian Menyimpulkan bahwa, Literasi media orang tua dalam penelitian ini dikategorikan kedalam literasi media tingkat medium, orang tua dikategorikan tergelong kedalam penonton tingkat rendah, dengan frekuensi pengunaan media khususnya televise berkisar 1-4 jam dalam sehari, dan didominasi dengan kebutuhan informasi saja, orang tua mampu dalam meakses media sesuai kebutuhannya, dan memiliki kemampuan menganalisis media secara kritis dengan baik, kemudian orang tua juga memahami bagaimana memilih dan menilai informasi yang baik bagi anaknya, namun untuk pengetahuan industry media dan kinerja pers masih terbatas, kemudian untuk kemampuan mengkomunikasikan pesan orang tua memahami secara garis besar, namun praktik tersebut tidak dilakukan secara massive, dan hanya dilakukan dalam ruang lingkup keluarga saja, kemudian pendampingan yang dilakukan diantaranya: 1) Memberikan pemhaman secara sederhana sehingga anak memahami pesan media, 2) membatasi anak menggunakan media, 3) Orang tua memahami dampak dari konsumsi berita tindak kekerasan