Integrasi ilmu dalam pendidikan Islam : Studi pemikiran Abdullah Ahmad (1878-1933) dan implikasi terhadap Adabiah Padang Sumatera Barat

Disertasi ini membahas pemikiran Abdullah Ahmad (1878-1933) terkait Integrasi Ilmu dalam Pendidikan Islam di Minangkabau. Diawali dengan Konsep dan Pemikirannya tentang Pendidikan dalam Islam, Ilmu dalam Pendidikan Islam, Integrasi Ilmu dalam Pendidikan Islam, implikasinya kepada Sekolah Adabiah serta Pendidikan Islam di Indonesia. Sekolah-sekolah di Minangkabau terbagi dua, sekolah tradisional dan sekolah sekuler Belanda yang membuat masyarakat Minangkabau jauh dari penguasaan ilmu pengetahuan. Kebanyakan sekolah-sekolah di Minangkabau menganut sistem tradisional (surau) yang cenderung hanya mempelajari ilmu agama saja. Oleh sebab itu, Abdullah Ahmad melakukan pembaharuan pendidikan melalui sekolah Adabiah yakni mempelajari Ilmu dan ilmu agama. Pemikiran tersebut berupa integrasi ilmu. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis tentang pemikiran Abdullah Ahmad tentang integrasi ilmu dalam pendidikan Islam. Penelitian ini diharapkan bergunan bagi pengembangan khazanah ilmu pengetahuan bidang integrasi ilmu dalam pendidikan Islam, serta untuk kemajuan pendidikan Islam. Selain menjadi rekomendasi dan evaluasi untuk Adabiah pada aspek integrasi ilmu dalam pendidikan Islam serta sebagai bahan acuan yang diperlukan dalam penelitian yang akan datang. Penelitian ini menerapkan metode historis dan deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif. Metode historis digunakan untuk mendapatkan data dalam hal latar belakang pemikiran Abdullah Ahmad terkait sejarah hidup, pendidikan dan perjuangan, serta implikasinya terhadap Adabiah. Metode deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan pemikiran dan pengaruhnya terhadap usaha integrasi ilmu dalam pendidikan Islam. Ini lalu diklasifikasi dan diinterpretasi dengan metode analisis kualitatif. Temuan pokok dalam disertasi ini adalah. Pertama, Abdullah Ahmad tidak membedakan antara ilmu agama dan umum. Mengintegrasikan ilmu sekaligus menghapus dikotomi ilmu agama dan ilmu umum adalah cara mengangkat masyarakat dari keterpurukan. Kedua, Ide integrasi ilmu di Madrasah Adabiah, mengusung kesetaraan akses oleh seluruh masyarakat sekaligus jadi bagian integral dalam hal transformasi ilmu secara massal guna agar ummat Islam kembali ke posisi terhormat. Ketiga, Abdullah Ahmad berhasil menempatkan Madrasah Adabiiah sebagai penyelenggara pendidikan umum dengan tambahan pelajaran agama yang terbuka, berkualitas dan bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Abdullah Ahmad juga mendirikan Yayasan Syarikat Oesaha sebagai penopang hadirnya sekolah berbasis nilai keislaman berkualitas yang mendampingkan pelajaran agama dan umum. Pola ini diadopsi pemerintah Indonesia dalam bentuk sekolah Madrasah, tingkat dasar (Ibtidaiyah), menengah (Tsanawiyah), atas (Aliyah) dan Sekolah Islam Terpadu (SIT)