Relasi tuhan dan manusia: studi terhadap teks tawasulan dalam pemikiran teologi jamaah Asy-Syahadatain di pondok pesantren Nurul Huda Munjul Kabupaten Cirebon)

Penelitian tentang relasi tuhan dan manusia dalam teologi Jamaah Asy-Syahadatain berdasarkan analisis kritis dan mendalam terhadap teks tawasulan yang menjadi kitab panduan praktik tawasulan JamaahAsy-Syahadatain di Pondok Pesantren Nurul Huda, Munjul, Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Penelitian ini mengemukakan temuan-temuan penelitian sesuai dengan teori-teori teologi sebagai salah satu pendekatan studi agama-agama, yang digunakan berdasarkan fokus penelitian, yaitu: Pertama. Jamaah Asy-Syahadatain bagian dari ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah dengan mazhab Imam Syafi'i; yang memiliki penekanan pada syahadat sebagai awal mula bersyariat dan bertarekat. Tuntunan jalan ‘ubûdiyyah Asy-Syahadatain mengajarkan pembersihan hati dari segala akhlak tercela (takholli) dan menghiasi hati dengan akhlak terpuji (tahalli) untuk sampai pada tingkat ma’rifat kepada Allah; yakni dengan metode tawasulan untuk mencapai Insan Kamil bagi penganut Jamaah Asy-Syahadatain. Relasi manusia kepada Tuhan dalam Jamaah Asy-Syahadatain ini sangat tergambar dalam teks tawasulan dan praktik tawasulan. Tawasul dalam Jamaah Asy-Syahadatain memiliki pemahaman makna "merelasikan" antara murid dengan guru, guru dengan khalifah Rasul, khalifah Rasul dengan Nabi, dan Nabi dengan Tuhan. Oleh karena itu, penelitian ini menekankan esensi Tawasul sebagai “jembatan” upaya manusia merelasikan dengan Tuhan. Tawasulan sebagai proses berrelasi tersebut memiliki tiga aspek, yaitu: (1) Tawasulan sebagai tahapan murid dalam bertarekat Jamaah Asy-Syahadatain; (2) Jamaah Asy-Syahadatain memiliki ritual tawasulan dasar yang harus dilalui oleh murid Jamaah Asy-Syahadatain; (3) Jamaah Asy-Syahadatain memiliki ritual tawasulan mingguan yang memiliki simbol kesiapan dan kesucian pelaksanaan tawasulan Jamaah Asy-Syahadatain. Kedua. Teks tawasulan Jamaah Asy-Syahadatain bisa direkontruksi dengan pendekatan epistemologi teologis tentang relasi tuhan dan manusia dalam konsepsi Jamaah Asy-Syahadatain, dengan pernyataan bahwa:“Buka Syahadat” sebagai tema pembicaraan tentang Tuhan; Positivity of being: Keterpahaman Tuhan dalam konsepsi teologis Jamaah Asy-Syahadatain, dimana“Syahadat Rasul” dan konsepsi “Khalifah Rasul” sebagai positivity of being; Tawasulan Jamaah Asy Syahadatain sebagai metode relasi manusia dengan kehadiran Tuhan dalam teks tawasulan Asy-Syahadatain, yakni Tawasulan sebagai economy of being dan menjadi metode berrelasi dengan Tuhan melalui wasilah Rasulullah dan Khalifah Rasul; Insan Kamil sebagai tujuan akhir dengan konsep, model, dan sifat-sifat Insan Kamil sebagaimana tuntunan Abah Umar sebagai Syaikhunal Mukarram, Wali qutub, dan Khalifah Rasul bagi Jamaah Asy-Syahadatain