Pengalaman jurnalis di kalangan pers kampus dalam penerapan bahasa jurnalistik : Studi fenomenologi pada jurnalis lembaga pers mahasiswa Jurnalposmedia UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Daya tarik sebuah berita bukan hanya dilihat dari sisi isu, angle, serta topik. Akan tetapi, dipengaruhi pula oleh kemampuan menyajikan berita. Salah satu penyajian berita dipengaruhi oleh penerapan bahasa jurnalistik yang baik dan benar. Tetapi dalam praktiknya masih banyak ditemui berita yang belum sesuai dengan kaidah bahasa jurnalistik, terutama pada media online. Selain itu, buku-buku ataupun literatur yang mengulas bahasa jurnalistik di media online saat ini masih jarang ditemui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman jurnalis yang tergabung dalam lembaga pers mahasiswa Jurnalposmedia UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengenai bahasa jurnalistik. Terutama terkait dengan motif, konsep diri, dan problematika yang mereka alami dalam menerapkan bahasa jurnalistik di setiap penulisan berita untuk menjadi seorang jurnalis yang professional di masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi Alfred Schutz. Pertimbangannya ialah sesuai dengan pemikiran Alfred Schutz bahwa setiap individu mempunyai dunia intersubjektif yang maknanya beragam, maksudnya setiap individu bisa memaknai setiap fenomena yang ada. Intinya, cara untuk memahami tindakan sosial melalui penafsiran, yang mana proses ini dapat digunakan untuk memperjelas ataupun memeriksa makna yang sesungguhnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode fenomenologi. Penulis berupaya untuk memasuki dunia konseptual para informan secara mendalam supaya mereka dapat memahami apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar kehidupan sehari-hari. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara secara mendalam, riset kepustakaan, dan observasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa motif jurnalis Jurnalposmedia UIN Bandung menerapkan bahasa jurnalistik adalah pentingnya penerapan bahasa jurnalistik ini dapat meningkatkan kualitas kemampuan mereka dalam menulis berita yang menunjang mereka untuk meraih target menjadi seorang jurnalis yang professional. Konsep diri yang mereka alami dalam penerapan bahasa jurnalistik ini bernilai positif. Konsep diri tersebut adalah perubahan positif dari terpaksa menjadi terbiasa untuk menerapkan bahasa jurnalitik dan membuat mereka memiliki kepercayaan diri untuk menjadi jurnalis yang professional di masa yang akan datang. Selain itu, problematika yang hadapi dalam penerapan bahasa jurnalistik adalah deadline yang harus dipatuhi membuat mereka kurang memperhatikan penerapan bahasa jurnalistik, lalu kesalahan dalam pemilihan diksi, dan yang terakhir adalah kurangnya pelatihan dan pembinaan di Jurnalposmedia mengenai penerapan bahasa jurnalistik sebagai penunjang kemampuan penulisan berita para jurnalis