Respon tanaman mentimun (Cucumis sativus. L) varietas Saturnus terhadap pupuk Guano kelelawar dan jarak tanam

Mentimun merupakan salah satu tanaman sayuran buah yang banyak diminati oleh masyarakat karena dapat dimanfaatkan sebagai obat maupun dikonsumsi langsung. Permintaan mentimun di pasar semakin meningkat namun produksi mentimun setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan menurunnya tingkat kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebih. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu penggunaan pupuk organik dalam proses budidaya tanaman. Pupuk organik dapat meningkatkan kembali kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen. Selain itu jarak tanam dapat dilakukan untuk memaksimalkan proses budidaya dan serapan unsur hara bagi tanaman. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian Desa Cipacing Kecamatan Jatinanggor Kabupaten Sumedang. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor dan 3 ulangan yaitu faktor pertama penggunaan pupuk guano kelelawar dengan 4 taraf perlakuan: 0 t ha-1 (g0); 5 t ha-1 (g1); 10 t ha-1 (g2); 15 t ha-1 (g3). Faktor kedua yaitu jarak tanam dengan 3 taraf perlakuan: 30 cm x 60 cm (j1); 40 cm x 60 cm (j2); 50 cm x 60 cm (j3). Hasil penelitian menunjukan tidak terjadi interaksi antara pupuk guano kelelawar dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Perlakuan pupuk guano kelelawar dengan dosis 15 t ha-1 berpengaruh terhadap tinggi tanaman, luas daun, bobot segar buah, bobot kering buah dan indeks panen. Perlakuan jarak tanam 50 cm x 60 cm berpengaruh nyata terhadap tinggi tanama