Upaya advokasi hak kebebasan beragama dan berkeyakinan di kalangan komunitas JAKATARUB (Jaringan Kerja Antar Umat Beragama) di Kota Bandung

Perlakuan diskriminatif terhadap kelompok marginal dalam konteks kebebasan beragama dan berkeyakinan memicu komunitas akar rumput Kota Bandung untuk mengupayakan perbantuan, salah satunya JAKATARUB. Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap proses dan pengalaman advokasi JAKATARUB dalam hal kebebasan beragama dan berkeyakinan di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penyajian dalam bentuk deskriptif. Data yang didapat dalam penelitian ini diambil melalui narasumber yang berjumlah tujuh orang. Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa JAKATARUB mampu melakukan advokasi dengan baik karena memiliki empat pilar seperti yang diungkapkan Valerie Miller, yakni legitimasi, kredibilitas, pertanggung jawaban, dan kekuasaan. Miller turut mengungkapkan bahwa para komunitas sosial penyelenggara advokasi haruslah bekerjasama dan berkolaborasi untuk mentiadakan ruang hampa. Hal ini juga sesuai dengan yang JAKATARUB saat ini, yakni sekurang-kurangnya memiliki 43 jaringan (relasi) untuk bekerja bersama JAKATARUB dalam mengadvokasi hak kebebasan beragama dan berkeyakinan khususnya di Kota Bandung