Penafsiran ayat-yat Humanisme: Analisis atas tafsir The Message Of The Qur’an karya Muhammad Asad

Humanisme dalam filsafat banyak dibicarakan. Nietzsche salah seorang tokoh aliran eksistensialisme Ia pernah mengungkapkan, bahwa pada prinsipnya manusia dan binatang adalah sama. Keduanya merupakan sekumpulan kekuatan (kraf) yang disatukan oleh proses pemeliharaan (Ernäherungs-Vorgang). Namun manusia masih mempunyai kelebihan, karena ia mempunyai potensi untuk mengatasi diri dan mempunyai tujuan yang hanya dapat dicapai oleh manusia itu sendiri. Lain halnya menurut Frithjof Schuon, bagian paling fundamental dari manusia adalah intelejensi, kehendak, dan perasaan. Agama juga memiliki andil membahas humanisme. Agama itu sangat humanis. Demikian sejatinya orang berkata ketika mendengar sebutan “agama.” Bagaimana tidak, bukankah semua agama mendendangkan lagu yang sama, yaitu “lagu kemanusiaan”. Sangat jelas setiap agama akan mengajarkan tentang humanisme, karena objek dan subjek dari agama adalah manusianya itu sendiri. Namun faktanya dilapangan seringkali berbalik menjadi “seratus delapan puluh derajat.” Agama kini dipandang sebagai sumber konflik dan keonaran. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka masalah yang hendak dijawab dengan penelitian ini adalah: (1) Apa saja ayat-ayat yang membicarakan humanisme di dalam Alquran. (2) Bagaimana penafsiran Muhammad Asad tentang ayat-ayat yang berhubungan dengan humanisme? Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai humanisme yang terdapat di dalam Alquran dengan merujuk kepada ayat-ayat mengenai toleransi beragama dengan mengganalisis penafsiran salah seorang Mufassir golongan modern yaitu Muhammad Assad dengan karya tafsirnya yang berjudul The Message of the Quran, diharapkan penelitan ini dapat menjadi acuan masyarakat untuk kembali menimbang cara saling menghargai sesamanya antar manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian pustaka (library research) dengan teknik penelitian mengumpulkan data dan informasi dengan dibantu berbagai macam materi yang terdapat dalam kepustakaan. Prinsip Humanisme yang berlandaskan Alquran mendorong manusia untuk saling menegakkan keadian, menghormati manusia lain, menghormati eksistensi agama lain, dan anjuran bekejasama dengan umat lain, menghormati perbedaan dan menghargai prinsip-prinsip kemajemukan. Dalam Islam Allah Swt tidak pernah menilai amal seseorang latar belakang gender,ras, suku, bangsa, dan jenis kelamin, melainkan dari keikhlasan dan ketaqwaannya terhadap Allah Swt. Maka demikian pula seharusnya manusia saling menghormati tanpa pandang bulu namun juga dengan menegakkan keadillan di muka bum