Islam modern dalam pandangan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 1971-2009

Abdurrahman Wahid merupakan salah satu tokoh ulama pemikir Indonesia, lahir di lingkungan pesantren yang berorientasi pada pemikiran Islam tradisinonal, tapi beliau berhasil menggabungkan antara pemikiran tradisional dan modern yang pada saat itu di tahun 1990-an terjadi gesekan antara kedua pemikiran itu, sedangkan keduanya harus tampil sebagai alat pemersatu bangsa dan pelindung keragaman dan mampu menjawab modernitas sehingga Islam lebih inklusif, toleran, dan demokratis. Pemikirannya yang meggabungkan kedua paham tersebut, bertujuan untuk membawa Islam lebih maju dan berkembang dalam modernitas yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yang ingin digali dan dicapai dalam penulisan skripsi ini. Pertama, Bagaimana Biogarafi Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Kedua Bagaimana Pemikiran Islam Modern Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti prosedural penilitian sejarah, yang meliputi, heuristik (pengumpulan sumber) yang terdiri dari sumber tertulis dan lisan. Kemudian setelah terkumpul, sumber kemudian di kritik (verifikasi) baik ekstern maupun intern yang menyoroti otentitas dan kredibilitas sumber. Lalu memasuki tahap interpertasi (penafsiran atas sumber) dan dirampungkan melalui tahap historiografi (penulisan karya sejarah) Abdurrahman Wahid atau yang terkenal dengan sapaan Gus Dur lahir di Jombang Jawa Timur pada tanggal 7 September tahun 1940 M, dari kecil dibesarkan di lingkungan pesantren dan belajar ke-Islaman, dan saat remaja beliau pergi ke Mesir untuk melanjutkan jenjang pendidikan S1 di universitas Kairo, dari situlah lahir pemikiran modern beliau karna telah melihat dunia lebih luas dan memadukanya dengan pemikiran tradisionalnya yang sejak kecil ia pelajari. Beliau pulang ke Indonesia pada tahun 1970 dan menyebarkan pemikirannya lewat jurnal-jurnal yang beliau tulis. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pemikiran Islam Modern Gus Dur ada 3 poin penting yang penulis uraikan di bab selanjutnya, yang pertama Pluralisme, dalam hal ini beliau mengakatan bahwa pluralisme harus menghargai perbedaan, menerima setiap pendirian orang lain dari agama yang berbeda, yang kedua Humanisme, berpendapat bahwa humanisme harus di tegakan di dunia, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki setiap hak yang mereka inginkan dalam kehidupan, dan yang ketiga ada Islam Kosmopolitan, kosmopoltan yang optimal menurut pemikirannya adalah ketika setiap orang muslim ataupun non muslim, bisa menerima dengan terbuka setiap pemikiran yang lahir dari setiap orang, demi memajukan sebuah peradaban ataupun negara, tapi yang paling terpenting dari semua itu adalah bahwa pemikiran Islam Modern tidak hanya menjadi pemikiran semata tapi menjadi praktik pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar umat muslim di Indonesia ataupun di seluruh dunia menjadi lebih maju