Novel Suquth Al-Imam karya Nawal El Saadawi dalam perspektif semiotika Naratologi A.J Greimas

Tanda memiliki fungsi sebagai sarana manusia berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan sesamanya. Ilmu tentang tanda dinamakan semiologi /semiotika. Dalam karya sastra, semiotika dapat digunakan untuk meneliti suatu objek berupa narasi (novel) yang sarat akan tanda kehidupan. Salah satu novel arab yang sarat akan tanda adalah Novel Suquth Al-Imam karya Nawal El-Saadawi. Novel Suquth Al-Imam bercerita tentang perjuangan dan perlawanan seorang anak perempuan yang lahir tanpa ayah. Sang ibu dianggap sebagai seorang perempuan pezina, namun semua orang, mulai dari para penjaga hingga Sang Imam telah tidur bersamanya. Akibat keingintahuannya tentang keturunannya, ia selalu dikejar-kejar dan akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman mati. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui unsur struktural naratif berupa skema aktan, model fungsional, struktur batin, dan isotop yang terdapat dalam novel Suquth Al-Imam karya Nawal El-Saadawi menurut teori A.J Greimas. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode analisis yang dipilih adalah penelitian kualitatif dengan model analisis interaktif yang terdiri dari empat kemampuan analisis yaitu, reduksi data, sajian data, pengumpulan data dan penarikan kesimpulan. Simpulan dalam penelitian ini bahwa terdapat 13 sekuen utama dalam kisah novel Suquth Al-Imam karya Nawal El-Saadawi. Aktan yang ditemukan adalah berupa Rasa penasaran Bintullah (Pengirim), Bintullah (Penerima dan Subjek),Ayah(Objek),Sang Imam dan Bodyguard (Penentang), dan Ibu penjaga panti juga Marzouk menjadi (Pendukung). Struktur Fungsionalnya ; Situasi Awal : Kehidupan Bintullah di tinggalkan oleh ibu dan ayahnya. Tahap Transformasi, Pertama : Bintullah mengetahui bahwa ibunya dihamili oleh Sang Imam. Kedua : Bintullah terus menerus mencari bukti dan mengatakan bahwa Sang Imam adalah Ayahnya. Ketiga : Bintullah mengajukan pengaduan sang imam terhadap sang hakim. Situasi Akhir : Bintullah dijatuhi hukuman mati karena keberaniannya membongkar kedok Sang Imam. Struktur batin ditemukan S1(+) Bintullah mencari Ayahnya, S2(+) Bintulla merasa Sang Imam ayah kandungnya, S1(-) Sang Imam tidak mengakuinya, S2(-) Tidak ada yang tau siapa ayah Bintullah. Terdapat 14 isotop ruang (Sungai, Hutan, Bukit, Rumah,Batu besar, Lubang, Ruang penyiksaan, Sekolah perawat, Panti asuhan, Rumah Sakit Militer dan waktu(Malam, Siang, Gelap dan Pagi)