Nadzom sebagai media dakwah : Analisis semiotika Roland Barthes terhadap Nadzom dakwah KH. Jamil Munawir

Objek dalam berdakwah merupakan manusia, manusia ialah makhluk yang memiliki perasaan yang sangat peka terhadap tiap pergantian yang dijumpainya, bukan hanya mutu dakwahnya saja yang bisa membatasi seorang dalam menerima pesan dakwah, namun pula media yang digunakan. Perasaan erat hubungannya dengan keelokan, kesucian, serta kelembutan, dan dari sinilah seni jadi bagian dalam aktivitas dakwah, sebab seni berfungsi untuk bisa mengatur perasaan mad’ unya, dan salah satunya nadzom karya KH. Jamil Munawir yang digunakan sebagai media dakwah. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tiap makna yang tercantum dari salah satu lirik nadzom karya KH. Jamil Munawir. Yang di analisis bait demi bait melalui makna denotasi, konotasi, serta mitos. Teori yang digunakan pada penelitian ini ialah teori Analisis Semiotika dari Roland Barthes, melalui teori tersebut makna yang tercantum dalam salah satu lirik nadzom bisa dideskripsikan secara perinci dengan menganalisis makna denotasi serta konotasi dan membaca mitos yang sudah tercipta. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan, serta analisis dokumen, dilaksanakan di Pondok Pesantren Tanwiriyah yang bertempat di Karang Tengah kabupaten Cianjur. Hasil dari penelitian yang peneliti lakukan ditemukan bahwa, nadzom karya KH. Jamil Munawir ialah inovasi dari media dakwah yang memuat banyak pesan- pesan dakwah, dalam lirik nadzom tersebut memuat bermacam nasihat yang peneliti kelompokan ke dalam 3 konsep antara lain ialah konsep menjadi wanita sholehah, konsep menjadi istri solehah, serta manusia yang beruntung dan merugi di dalam Islam. Tidak hanya itu dalam penelitian ini ditemukan pula makna baru ataupun mitos dari dakwah Islam yang tercantum dalam lirik nadzom karya KH. Jamil Munawir