Strategi pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Saladah dalam meningkatkan ekonomi keluarga

Oliyah: “Strategi Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Saladah dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga. (Studi Deskriptif di KWT Rancage Kp. Cibiru Tonggoh, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung).” Perempuan adalah orang yang cerdik dan memiliki semangat. Namun posisi perempuan sering dipandang lebih rendah dibandingkan laki-laki, terutama perempuan yang tinggal di pedesaan dengan istilah perempuan cukup di sumur, kasur dan dapur. Sehingga perempuan tidak mendapatkan pendidikan yang tinggi, rendahnya perekonomian dan banyaknya kemiskinan. Oleh karena itu pemberdayaan kepada perempuan merupakan kemampuan yang tidak akan dimiliki oleh laki-laki, tujuan pemberdayaan kepada perempuan supaya terwujudnya keadilan, mendapatkan pelatihan, dan membantu memperbaiki perekonomian keluarga dengan tetap menciptakan keluarga yang harmonis. Tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Rancage dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga. Teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu teori strategi menurut Henry Mintzberg. Teori ini menyebutkan “5 P’s of strategy” yaitu Plan (perencanaan), ploy (taktik), pattern (pola), position (posisi), dan perspektif (perspektif). Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini bertujuan untuk mendeskriptifkan, menggambarkan dan menguraikan fenomena yang ada di lapangan. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Tahap analisis data penelitian ini yaitu pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Rancage dalam meningkatkan ekonomi keluarga yaitu pertama, memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman sehingga mendapatkan penghasilan. Kedua, efektivitas pemberdayaan perempuan supaya mendapatkan pendidikan, pelatihan. Ketiga, penguatan modal