Bimbingan perkawinan pranikah untuk mengurangi angka perceraian di Kecamatan Cangkuang : Penelitian di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung

Di masa pandemic Covid-19 kasus perceraian di Kabupaten Bandung terkhusus di Kecamatan Cangkuang terus meningkat dan puncaknya pada bulan Juli tahun 2020 jumlah perceraian mencapai 1102 kasus yang biasanya hanya sekitar 400-500 kasus percerian. Banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya perceraian ini sehingga diperlukan adanya sebuah upaya penanganan sebagai langkah preventif untuk mengurangi tingginya angka perceraian yakni dengan melaksanakan program Bimbingan Perkawinan Pranikah yang telah ditentukan dalam Kepdirjen Bimas no 379 Tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai bimbingan perkawinan pranikah untuk mengurangi angka perceraian di Kecamatan Cangkuang. Secara khusus penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan dan proses serta hasil dari bimbingan perkawinan pranikah serta efektivitasnya untuk mengurangi angka perceraian yang terus meningkat seriap bulannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan atau teori bimbingan pranikah bahwa bimbingan pranikah ialah pelatihan berbasis pelayanan informasi serta pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pernikahan untuk dipedomani guna membangun dan mempertahankan serta menciptakan pasangan yang menikah cakap terhadap konsep pernikahan dan hidup berkeluarga berdasarkan peran dan fungsi yang sesuai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni bersifat deskriptif atau disebut juga deskriptif analisis. Sedangkan pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini dengan mereduksi data, penyjian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa program bimbingan perkawinan pranikah dilaksanakan secara rutin setiap Kamis dengan narasumber yang ahli dalam bidangnya serta bekerjasama dengan Puskesmas dan PLKB Kecamatan. Materi yang disampaikan yakni seputar fiqih munakahat yang tertuang di buku Modul Bimbingan Perkawinan Pranikah Bagi Calon Pengantin. Selanjutnya metode yang digunakan dalam penyampaian materi yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung yakni metode cerahah, diskusi, Tanya jawab, game (role playing) dan studi kasus. Sedangkan metode tidak langsung yakni peserta bimbingan mempelajari materi bimbingan secara mandiri. Setelah mengikuti bimbingan perkawinan pranikah peserta berhak mendapatkan sertifikat sebagai bukti