Relasi tafsir dan ideologi: Studi pada implikasi penggunaan qira’at sab’ah dalam Tafsir Malja al-Thalibin karya KH. Ahmad Sanusi

Penafsiran al-Qur’an seyogyanya dilandasi oleh tujuan bagaimana menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia bukan untuk memperkuat posisi keilmuan atau mendukung ideologi, dan kekuatan politik tertentu sehingga dapat tercapai kapasitas al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan. Namun, dalam khazanah Islam telah terjadi penafsiran yang dipengaruhi oleh pemikiran ideologis sehingga melahirkan tafsir ideologis-tendensius. Penafsiran semacam ini, di dalam khazanah Islam, menjadikan al-Qur’an meninggalkan watak aslinya sebagai Hudan Li an-Nas (petunjuk bagi seluruh umat manusia). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relasi tafsir dan ideologi yang dilihat dari Qira’at yang digunakan penafsir K.H. Ahmad Sanusi dalam tafsir Malja al-Thalibin fii Tafsir Kalam Rabb al-‘Alamin. Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan (Library Research) dan disajikan secara analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat dukungan-dukungan ideologis penafsir dalam menafsirkan ayat-ayat suci al-Qur’an berdasarkan pemilihan qira’at yang secara konsisten digunakannya sebagai rujukan dalam menjelaskan kalam Allah. Adapun epistemologinya adalah dengan mengambil beberapa ayat yang ditafsirkan, menentukan qira’at yang digunakan, serta kesesuaian qiraat dengan tafsir yang disajikannya