Pengaruh dimensi salat terhadap spiritual Wellbeing : Studi pada mahasiswa prodi Tasawuf dan Psikoterapi angkatan 2016

Penelitian ini di latarbelakangi oleh sikap penghambaan manusia modern yang cenderung menyampingkan nilai spiritual. Ketidakseimbangan nilai spiritual menyebabkan manusia rentan mengalami kegamangan akan tujuan dan makna hidup. Hal tersebut tentu menjadi problem manusia dalam menjaga keseimbangan, keharmonisan, keselarasan dan kedamaian batin pada setiap aktifitas kehidupan. John Wayne Fisher mengemukakan bahwa kedamaian dan keharmonisan dalam hidup adalah anugerah yang direfleksikan dalam perilaku pada diri sendiri, perilaku pada orang lain, perilaku pada alam/lingkungan sekitar dan perilaku pada sang pencipta (baca: Allah swt: melalui peribadatan/salat) yang akan menjadi domain spiritual wellbeing. Abu Hamid Al-Ghazali menegaskan dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin, bahwa salat memiliki kehidupan tersendiri, yaitu dengan; salat yang disertai kehadiran hati (حُضُوْرُالْقَلْب), dengan pemaknaan/pemahaman (وَالتَّفَهُمْ), dengan merasakan keagungan dan kebesaran Allah swt (وَالتَّعْظِيْمَ), dengan perasaan takut (وَالْهَيْبَ), yang senantiasa berharap kepada Allah swt. (وَالرَجَاءَ), yang merasa malu (وَالْحَيَاء) sebagai upaya untuk memperoleh, mempertahankan, dan meningkatkan spirituall wellbeing dalam hidupnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel penelitian berjumlah 31 responden. Adapun rumusan masalah pada penelitian ialah: (1) Bagaimana gambaran dimensi salat pada mahasiswa prodi Tasawuf dan Psikoterapi angkatan 2016? (2) Bagaimana gambaran spiritual wellbeing pada mahasiswa prodi Tasawuf dan Psikoterapi angkatan 2016? dan (3) Bagaimana pengaruh dimensi salat terhadap spiritual wellbeing pada mahasiswa prodi Tasawuf dan Psikoterapi angkatan 2016?. Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistic 24 for windows dengan hasil sebagai berikut; (1) Gambaran dimensi salat mahasiswa prodi Tasawuf dan Psikoterapi angkatan 2016 tergolong tinggi (58.1 %). (2) Gambaran spiritual wellbeing pada mahasiswa prodi Tasawuf dan Psikoterapi angkatan 2016 tergolong tinggi (70.9%), dan (3) pengaruh dimensi salat terhadap spiritual wellbeing memiliki korelasi yang rendah (0.236). Namun data statistik menunjukan nilai konstanta 56.667 yang berarti pada pelaksanaan dimensi salat 0 maka spiritual wellbeing memiliki nilai 56.667. Kemudian nilai koefisien regresi 0.162 hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 skor dimensi salat akan meningkatkan spiritual wellbeing sebesar 0.162 dan kontribusi antara dimensi salat terhadap spiritual wellbeing sebesar 4. 8 % dan sisanya 95. 2 % di pengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti atau variabel lain