Batasan hijab untuk muslimah dalam perspektif hadis

Perbincangan tentang Hijab bagi Perempuan hingga saat ini tidak mungkin menghilang begitu saja. Hingga saat ini masih banyak perbedaan pendapat yang tak kunjung usai, bagaimana hijab yang sesungguhnya bagi wanita muslimah. Apakah makna hijab yang sesungguhnya dan bagaimana Hadis memaparkan batasan-batasan dari hijab. Beberapa dari ulama pun memiliki pendapat nya masing masing. Dari pendapat yang mengatakan bahwa batasan hijab perempuan ialah, tidak termasuk penutup kepala asal tidak menampakkan lekukan tubuh. Lalu ada yang mengatakan bahwa seluruh tubuh perempuan wajib ditutup kecuali wajah dan telapak tangan. Hingga ada ulama yang mengatakan bahwa seluruh tubuh perempuan wajib ditutup kecuali yang terlihat hanya mata nya saja. Tentu ini membuat beberapa orang bingung untuk mengikuti pendapat ulama yang mana. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui makna dari jilbab di dalam hadis. Serta untuk memahami batasan hijab menurut hadis. Dari mulai ketika sedang melaksana ibadah mau pun di luar ibadah. Serta mengetahui dari kualitas hadis tersebut dan memahami dengan tepat maksud dari hadi Nabi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis kualitatif, dan metodenya menggunakan studi pustaka. Dari penelitian ini juga menggunakan metode maudhui (tematik), yang dimana mengumpulkan hadis-hadis yang berkaitan dengan tema tersebut. Ada pula penulis menyisipkan syarah dan takhrij dengan menggunakan software lidwa pustaka serta dari beberapa kitab syarah lainnya. Dari penelitian ini bahwa dari hadis yang ada, tidak terdapat wajibnya untuk mengenakan kerudung atau jilbab. Hanya saja mengenakan pakaian yang sopan, dengan tidak menunjukan lekukkan tubuh dan transparan sehingga terlihat bagian tubuhnya yang dalam. Serta kembali lagi pada budaya serta adat dari tiap-tiap daerah dan negara. Makna dari hijab yang sesungguhnya di dalam hadis adalah penghalang atau tabir. Yang sifatnya adalah umum, bukan hanya sehelai atau sebuah kain saja. Awal mulanya hijab adalah diperuntukan untuk isteri-isteri Nabi, yang dimana apabila meminta sesuatu melalui isteri-isteri Nabi tidak bertatapan langsung. Namun, pada masa disaat ini, hijab yang dimaksud adalah kerudung atau jilbab