Pelaksanaan dzikir dalam proses rehabilitasi pasien gangguan kecemasan (anxiety disorder): Penelitian di Yayasan Daarul Iman Kota Tasikmalaya

Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai perubahan yang terjadi saat ini baik perubahan sosial, budaya, ekonomi, keagamaan, dan juga kemajuan teknologi yang semua itu tidak akan lepas dari dampak adanya modernisasi dan globalisasi. Tidak semua individu dengan mudahnya menerima kenyataan hidup, mampu menyesuaikan diri, mengendalikan diri dengan baik sehingga akan memicu timbulnya stress, depresi, dan mengalami kecemasan. Tujuan penelitian ini, membahas dan menganalisis pelaksanaan dzikir dalam proses rehabilitasi pasien gangguan kecemasan (anxiety disorder). Secara khusus pembahasannya diarahkan untuk menjawab masalah yang berhubungan dengan kondisi objektif pasien gangguan kecemasan (anxiety disorder), proses pelaksanaan dzikir dalam merehabilitasi pasien gangguan kecemasan (anxiety disorder), dan output adanya pelaksanaan dzikir dalam proses rehabilitasi pasien gangguan kecemasan (anxiety disorder). Penelitian ini menggunakan pendekatan atau teori menurut Al-Ghazali, dzikir adalah ikhtiar sungguh-sungguh untuk mengalihkan gagasan, pikiran dan perhatian manusia menuju Tuhan dan akhirat. Zikir ini bertujuan untuk membalikkan keseluruhan karakter manusia dan mengalihkan perhatian utama seseorang dari dunia yang sudah sangat dicintai menuju akhirat yang sejauh ini belum dikenali sama sekali. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian menggunakan penafsiran logika yang dihubungkan dengan konteks bimbingan konseling Islam (BKI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori kondisi objektif pasien gangguan kecemasan (anxiety disorder) terbagi 3 ; 1) kategori berat, 2) kategori sedang, 3) kategori ringan. Sedangkan proses yang dilakukan upaya memulihkan pasien terdiri dari persiapan, metode dan tahapan. Persiapannya dengan adanya asesmen, penentuan waktu dan materi. Metede yang digunakan diantaranya : 1) metode nasihat, berjama’ah, ceramah, mandi doa, pijit dan ruqiyah. Serta tahapannya pertama; asesmen, mandi doa, pengumpulan amalan atau ilmu sebelumnya, kemudian pemberikan dzikir Ismu A’dzom. Output dzikir dalam proses rehabilitasi pasien mampu menurunkan tingkat kecemasan, memulihkan kondisi pasien, menyadarkan pasien bahwa permasalahan yang dialaminya merupakan ujian dari Allah SWT. Dan dengan berserah dan meningat kepadaNya maka hati akan tenang. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan dzikir dalam proses rehabilitasi pasien gangguan kecemasan di Yayasan Daarul Iman berjalan dengan lancar dan berhasil