Pengaruh terapi menulis ekspresif terhadap rasa syukur remaja broken home

Dewasa ini, banyak remaja di Indonesia mengalami broken home. Broken Home sendiri tidak hanya disebabkan oleh perceraian yang terjadi antar kedua orang tua saja, tetapi juga disebabkan oleh banyak faktor. Remaja yang mengalami broken home juga mengalami beberapa gejala seperti kehilangan motivasi belajar, serta kehilangan kebersyukuran dan makna hidup. Akibat dari rasa syukur yang hilang, remaja yang mengalami broken home di SMPN 1 Dayeuhkolot ini menunjukkan gejala-gejala “tidak sehat” pada kehidupannya. Para remaja ini kehilangan motivasi untuk belajar, membangkang pada guru, bahkan terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur rasa syukur yang dimiliki oleh para siswa yang mengalami broken home di SMPN 1 Dayeuhkolot serta membandingkan rasa syukur mereka sebelum dan setelah melaksanakan terapi menulis ekspresif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang siswa aktif di SMPN 1 Dayeuhkolot. Pada penelitian ini, digunakan metode penyebaran angket sebelum dan sesudah praktik terapi menulis ekspresif untuk dilihat perbedaan dan pengaruhnya terhadap rasa syukur remaja broken home. Pada pengambilan data pertama yaitu kuesioner sebelum terapi, diperoleh hasil rata-rata skor responden sebesar 37,33 atau 37,33%. Kemudian setelah pelaksanaan terapi, dilakukan pengambilan data kuesioner kembali dan diperoleh hasil rata-rata sebesar 40,16 atau 40,16%. Dari hasil penelitian yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa terapi menulis ekspresif berpengaruh terhadap rasa syukur remaja broken home, dan jumlah pengaruhnya adalah sebesar 2,83% atau jika dibulatkan menjadi 3%