Amtsal pada juz tiga dalam Al-Qur'an

Amtsa>l merupakan salah satu bentuk keindahan retorika al-Qur’a>n. Melalui amtsa>l ayat-ayat al-Qur’a>n yang memuat hal-hal abstrak yang berada di luar jangkauan akal manusia dituangkan dalam bentuk kata yang indah, mempesona, dan mudah difahami. Pesan-pesan moral dan keagamaan yang dikandung oleh amtsa>l al-Qur’a>n mencakup berbagai aspek kehidupan yang meliputi akidah, syari’ah, akhlak, muamalah, masalah-masalah kehidupan dunia dan akhirat, serta hubungan manusia dengan manusia lainnya dan hubungan manusia dengan penciptanya. Diantara aspek-aspek tersebut, ada beberapa aspek yang terdapat pada juz tiga diantaranya yaitu aspek aqidah, ibadah dan muamalah. Aspek-aspek aqidah, ibadah dan muamalah yang terkandung dalam amtsa>l sangat menarik untuk dikaji, karena itulah penulis memutuskan untuk meneliti amtsa>l pada juz tiga dalam al-Qur’a>n. Penelitian ini memiliki dua tujuan, pertama menganalisis bentuk-bentuk amtsa>l pada juz tiga dan yang kedua menjelaskan makna amtsa>l pada juz tiga menurut para mufasir. Penelitian ini berbentuk library research, sehingga data yang digunakan adalah data kualitatif yang berasal dari sumber primer dan sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Metode deskripsi digunakan untuk menjelaskan makna amtsa>l menurut para mufasir. Adapun metode analisis digunakan untuk menemukan ayat-ayat yang termasuk ke dalam jenis-jenis amtsa>l di juz tiga. Langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu, pertama menguraikan teori amtsa>l al-Qur’a>n beserta tema pokok dan kandungan juz tiga, kedua menentukan bentuk-bentuk amtsa>l yang terdapat pada juz tiga, dan yang ketiga menjelaskan makna amtsa>l pada juz tiga menurut para mufasir. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga bentuk amtsa>l pada juz tiga, yaitu amtsa>l musharrahah, amtsa>l kaminah dan amtsa>l mursalah. Dalam tafsir bil ma’tsur yaitu tafsir Ibnu Kas|ir makna amtsa>l pada juz tiga diambil dari riwayat dan analisis bahasa (lughoh). Sedangkan dalam tafsir bil ma’tsur yang lainnya yaitu tafsir Ath-Thabari makna amtsa>l pada juz tiga diambil dari riwayat, analisis bahasa (lughoh) dan dari syair-syair Arab jahiliyyah. Kemudian dalam tafsir bil ra’yi yaitu tafsir Fi> Zhillalil Qur’a>n makna amtsa>l pada juz tiga diambil dari pemikiran yang berada pada batasan-batasan syari’at. Begitu pula dalam tafsir bil ra’yi yang lainnya yaitu tafsir Al-Misbah makna amtsa>l pada juz tiga diambil dari pemikiran yang masih berada pada batasan-batasan syari’at, tetapi dalam tafsir ini disertakan pula analisis bahasa (lughoh)