Pola adaptasi dan hubungan sosial antara masyarakat pribumi dan masyarakat pendatang di Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat

Dalam masyarakat Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi terdapa masyaakat lokal dan juga masyarakat pendatang. Hal ini menjadi landsan utama bagi peneliti untuk melihat bagaimana pola adaptasi dan hubungan sosial antara masyarakat pribumi dan masyarakat pendatang. Masyarakat lokal dan juga pendatang memiliki beberapa perbedaan baik itu kebiasaan serta budayanya masing-masing yang dimana akan menciptakan suatu adaptasi tersendiri yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah pola adaptasi dan hubungan sosial antara masyarakat peribumi dan masyarakat pendatang,mengetahui faktor pendorong proses adaptasi dan hubungan sosial masyarakat pendatang dan masyarakat pribumi,dan faktor penghambat proses adaptasi dan hubungan sosial masyarakat pendatang dan masyarakat pribumi di Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsional struktural (AGIL) oleh Talcott Parson. Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, salah satu paham atau prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan bagian yang satu tidak dapat berfungsi tanpaadanya hubungan dengan bagian yang lainya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena metode ini bertujuan untuk menjelaskan secara sistematis fakta atau karakteristik bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dan peneliti pun menyusun data-data yang akurat sesuai dengan yang disampaikan narasumber atau informan yang bersangkutan. Didalam penelitian ini, informan atau narasumber yang ditentukan adalah para penduduk lokal yang telah lama menetap dan warga pendatang atau bukan penduduk asli tepat tersebut yang telah menetap kuranglebih selama 3 tahun. Hasil penelitian ini mnujukan bahwa masyarakat Di Rw 01 Kelurahan Jakasampurna Kecamatan Bekasi Barat, pola adaptasi yang dicerminkan sesuai dengan teori struktural fungsional (AGIL) adaptasi: masyarakat dapat menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat lokal, Goal: masyarakat mempunyai tujuan untuk hidup berdampingan secara harmonis, Itegrasi: masyarakat terhubung oleh pekerjaan serta beberapa aspek ekonomi lain dan saling menguntungkan, dan Latensi: masyarakat menghargai perbedaan yang ada didalam lingkungannya. Faktor pendorong terjadinya adaptasi didalam masyarakat yakni tersedianya lapangan kerja, saling mendukung usaha lokal, sikap ramah atau terbuka masyarakat lokal dan kerjasama dalam beberapa pekerjaan atau usaha. Faktor penghambat adaptasi didalam masyarakat adalah bahasa, nonverbal dan aktifitas pekerjaan