Munasabah antara surat dan ayat dalam tafsir Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin al-Razi pada juz 30

Kajian ilmu al-Qur’an dan tafsir meliputi salah satu ilmu muna>sabah yang sangat diperlukan untuk memahami keserasian kosakata al-Qur’an, kandungan, makna yang tersurat dan tersirat, hingga susunan setiap kalimat dengan kalimat dan keindahan bahasa. Dalam keberadaan ilmu muna>sabah ini terdapat ulama yang setuju dan tidak setuju untuk mengkajinya dan Fakhruddin al-Razi merupakan salah satu mufassir yang menyetujui dan membahas muna>sabah dalam tafsirnya. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana konsep, dan penerapan muna>sabah pada juz 30 dalam Tafsir Mafa>tih Al-Gha>ib. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana bentuk dan penerapan Muna>sabah dalam Tafsir Mafa>tih Al-Gha>ib terkhusus pada juz 30 dari segi antara surat dengan surat ataupun ayat dengan ayat yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode yaitu kualitatif. Sumber primer penelitian ini kitab Tafsir Mafa>tih Al-Gha>ib dan sumber-sumber sekunder yang digunakan buku-buku, jurnal, skripsi, dan tesis yang berkaitan dengan ini. Hasil Penelitian menunjukkan beberapa jenis muna>sabah yang digunakan oleh Fakhruddin al-Razi. Muna>sabah antara surat dengan surat terdapat pada beberapa surat. pertama, surat al-Fi>l dengan surat al-Quraisy. Kedua keterkaitan surat al-Ma’un dengan surat al-Kautsar. Ketiga surat al-Dhuha> dengan surat al-Insyirah. keempat surat al-‘A>diyat dengan surat al-Qari’a>h. Kelima surat al-Takatsu>r dengan surat al-‘Ashr. Keenam surat al-Falaq dengan surat al-Na>s. Muna>sabah antara ayat dengan ayat pada satu surat terdapat pada beberapa surat. Pertama surat al-‘Alaq [96]: 2-4 tentang pembelajaran Tuhan terhadap hamba-Nya. Kedua surat al-Nazi’at [79]: 15-19 tentang hari kebangkitan orang-orang pendusta yang dicontohkan dengan perbuatan Fir’aun. Ketiga al-Ghasyiah [88]:17-20 tentang renungan kaum arab badui tentang kekuasaan ciptaan Allah Swt. Keempat al-Infithar [82]: 1-5 tentang gambaran kehancuran hari kiamat. Kelima surat al-Buruj [85]: 4-23 menjelaskan tentang ancaman Allah kepada para pendusta. Keenam al-Fajr [89]: 14-16 tentang pengawasan Allah terhadap setiap perilaku hamba-Nya. kelima al-Ikhlas [112]:1-4 antara ayatnya saling menguatkan tentang keesaan Allah Swt. Ketujuh surat al-Naba> [78]: 1-6 tentang kejadian berita besar yaitu hari kiamat. Kedelapan surat asy-Syams [91]: 1-10 tahap penyucian jiwa dengan simbol yang Allah berikan. Muna>sabah antara akhir surat dengan awal surat sesudahnya yang terdiri dari: pertama akhir surat ‘Abasa dengan awal surat at-Takwi>r . kedua akhir surat al-Infithar dan awal surat al-Muthaffifi>n. Ketiga akhir surat al-A’la> dengan awal surat al-Ghasiyah. Keempat Surat al-Zalzalah dengan surat al-Bayyinah. Tetapi ada beberapa surat yang tidak terdapat keterkaitan (muna>sabah) didalamnya seperti al-Bala>d, al-Lail, al-Ti>n, al-Qadr, al-Lahab, an-Nashr, al-Kafiru>n, dan al-Humazah