Pengendalian marah perspektif hadis: Studi tematik atas hadis dalam kutub Al-Tis'ah

Skiripsi ini mengkaji tentang pengendalian marah perspektif hadis. Perilaku marah merupakan salah satu jenis perilaku yang dianggap sebagai perilaku dasar dan bersifat survival. Semua orang dari semua budaya mempunyai prilaku marah. marah yang berlebihan dapat memperburuk kesehatan. Kemarahan merupakan puncak kegagalan seseorang dalam mengawali perasaan. Seseorang ketika sedang marah ada tiga dampak yang terjadi, pertama kesehatan fisik memburuk, kedua mentalnya terganggu, ketiga hubungan sosial disharmonis. Amanah Rosulullah kepada manusia yaitu jahuilah suatu hal yang berakibat mendatangkan keburukan. Salah satunya yaitu jauhilah prilaku marah, karena marah ibarat Api yang membakar pahala manusia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana Rosululloh SAW. mengendalikan marah dalam tinjauan Ilmu Hadis dan penjelasan secara (Maudhu'i). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Maudhu'I (Tematik). peneliti melakukan deskriptif analitik terhadap kajian Studi Pustaka (library research) yaitu hadis hadis mengendalikan marah. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kualitatif, dengan menentukan dari sumber data Primer yang di dapat melalui Kutub Al-Tis'ah dan data sekunder diperoleh dari buku yang berjudul Psikologi Marah (Perspektif Psikologi Islam), buku Ihyaa Ulumuddin karya Imam Al Ghazali, Buku Hadis dan Ilmu Jiwa karya Muhammad Utsman Najati. Serta Jurnal dan penelitian lain yang terkait dengan pembahasan yang penliti kaji. Penelitian ini mendasar pada pemikiran dan keyakinan hadis sebagai petunjuk (Bayan Taqrir, Bayan Tafsir, Bayan Tasyri), terhadap Alquran mengenai kehidupan sehari hari termasuk pengendalian marah. Berdasarkan dari penelitian yang sudah dilakukan, hasil dari penlitian tentang hadis pengendalian marah berjumlah 12 hadis dan berkualitas Shahih. ditemukan berupa makna Al-Ghadaba yang Berarti Perasaan Terancam, Asy-Syaitoni hati dikendalikan syaitan, Syadid kekuatan menahan amarah, dan Wajhahu Watagoyru yang berarti perubahan ekspresi wajah. Konsep mengendalikan amarah berupa larangan untuk mengumbar amarah karena sebagai jaminan akan mendapatkan Bonus Bidadari dan Surga, mengucap Taawudz untuk menghapuskan amarah dalam diri, hendaklah diam ketika marah terjadi, karena diam lebih baik daripada melakukan hal negative, mengambil posisi lebih rendah untuk mengalihkan aktivitas lebih rileks dan positive, berwudhu untuk memadamkan api, dan Shalat Sunnah sebagai terapi fisik dan Psikis