Hubungan antara kecerdasan spiritual dengan stress kerja: Studi kasus karyawan PT. Fengtay Indonesia Enterprise

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang banyak hampir dikalangan setiap orang khususnya pada dunia kerja. Permasalahan mengenai stress kerja yang banyak terjadi pada saat ini memberikan dampak pada karyawan. Stress kerja dapat dihindari apabila seorang individu tersebut mampu menjalankan kecerdasan spiritualnya dengan baik, hal tersebut akan meminimalisir stress kerja yang terjadi. Kecerdasan Spiritual merupakan suatu kemampuan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai yang mana hal tersebut akan berpengaruh terhadap perilaku yang ditimbulkan oleh suatu individu. Kecerdasan spiritual yang tinggi akan membuat stress kerja yang rendah. Karena stress kerja dihasilkan dari ketidakmampuan seorang individu dalam menangani, memecahkan atau menyelesaikan permasalahan sehingga individu mengalami stress.Stress kerja berpengaruh terhadap fisik, psikis dan kondisi suatu individu. Sehingga apabila individu memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, maka akan menyebabkan stress kerja rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kecerdasan spiritual karyawan PT. Fengtay Indonesia, bagaimana kondisi stress kerja pada karyawan PT. Fengtay Indonesia, dan hubungan kecerdasan spiritual dengan stress kerja pada karyawan PT. Fengtay Indonesia? Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data yang di kumpulkan dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 87 karyawan, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai dasar konstrak suatu instrument dinyatakan valid atau tidaknya. Subjek penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Fengtay Indonesia Enterprise. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan spiritual pada karyawan PT. Fengtay tergolong tinggi dengan jumlah frekuensi 49 orang dengan persentase 56% dengan nilai rata-rata frekuensi sebesar 88,2. Pada hasil stress kerja menunjukkan bahwa stress kerja yang dialami oleh karyawan tergolong kategori sedang. Berdasarkan koefisien korelasi sebesar -0.623 yang mana menunjukkan hasil negatif, sedangkan nilai signifikan 0,00 < 0,05 yang berarti memiliki korelasi bersifat signifikan