Interaksi sosial antara Komunitas Keagamaan Pemuda Hijrah dengan masyarakat adat

Penelitian ini berawal dari ketertarikan penulis terhadap fenomena pemuda hijrah di Desa Linggamukti Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Komunitas pemuda hijrah ini di harapkan akan membawa perubahan yang progresif terhadap masyarakat adat terlebih dalam sisi agama dan kepercayaan masyarakat Desa Linggamukti. Dari interaksi yang di bangun oleh pemuda hijrah, ada yang pro dan ada yang kontra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui a) bahasa (language) yang digunakan pemuda hijrah saat berinteraksi dengan masyarakat adat Linggamukti; b) pemikiran (thougth) pemuda hijrah terhadap masyarakat adat Linggamukti; c) makna (meaning) yang muncul dari interaksi yang dipertukarkan antara pemuda hijrah dengan masyarakat adat Linggamukti. Komunitas pemuda hijrah ini memiliki strategi saat berinteraksi dengan masyarakat adat. Hal ini dibuktikan dengan adanya penggunaan bahasa dan menyampaikan pemikiran-pemikirannya hingga kemudian mempunyai makna. Penelitian ini kemudian direlevansikan dengan teori interaksionisme simbolik Herbert Blumer. Peneliti merelevansikannya dengan alasan yang menarik menurut Blumer bahwa dalam proses interaksi dengan masyarakat diperlukan adanya prinsip-prinsip yang akan mendukung proses interaksi berlangsung. Prinsip-prinsip ini meliputi bahasa (language), pemikiran (thought) dan pemaknaan (meaning), Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan hasil penelitian yang diteliti. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder, data dikumpulkan melalui proses observasi, wawancara kepada pemuda hijrah dan masyarakat adat, dan dokumentasi. Data yang diperoleh di reduksi (Reduction) kemudian penyajian (display) hingga di tarik kesimpulan (verifikasi) dari hasil penelitian. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, bahasa (language) yang digunakan ketika pemuda hijrah berinteraksi dengan masyarakat adat menggunakan bahasa yang verbal dan non verbal. Bahasa verbalnya yaitu melalui kata-kata lisan yang pleksibel. Bahasa non verbalnya dengan tindakan (action) dari pemuda hijrah yaitu pengajian keliling, sholawat keliling dan berjama’ah di mesjid. Kedua, pemikiran (thought) Pemuda hijrah mempunyai paham agama yang sangat menjunjung tinggi keislaman dengan menghilangkan apa yang menjadi penghalang dalam beragama islam, Ketiga, makna (meaning) yang muncul ketika berinteraksi dengan masyarakat adat yaitu mengajak kepada kebaikan dan menjauhi terhadap keburukan, hal-hal kebaikan di antaranya: kajian-kajian keliling setiap malam kamis di asysafiiah, malam jum’at di al-huda dan malam sabtu di al-magfiroh, kemudian juga solawatan, dan acara-acara lain yang dilakukan oleh pemuda hijrah