Internalisasi nilai-nilai Agama Islam melalui metode pembiasaan pada anak usia dini: Penelitian di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah, Arcamanik, Kota Bandung

Pada umumnya anak usia dini itu bersikap manja masih ingin ditemani oleh orang tuanya di sekolah, tidak mandiri, bersikap tidak sopan dan melontarkan kata-kata kasar lalu diiringi dengan teriakan kepada orang yang lebih tua darinya. Namun, fenomena tersebut berbanding terbalik dari pengamatan yang dilakukan di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah. Anak-anak sudah dibiasakan untuk ditinggal sendiri di sekolah, sudah mandiri dengan melakukan sendiri berbagai hal yang berkaitan dengan dirinya dan berperilaku serta berkata yang baik kepada teman sebaya dan orang yang lebih tua darinya. Hal tersebut memerlukan waktu yang cukup lama, karenanya internalisasi nilai-nilai Agama Islam memerlukan metode pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai Agama Islam yang diinternalisasikan melalui metode pembiasaan pada anak usia dini, bagaimana proses dan hasil dari internalisasi nilai-nilai Agama Islam melalui metode pembiasaan pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah. Internalisasi merupakan upaya menghayati dan mendalami nilai agar nilai tersebut tertanam dalam diri setiap manusia. Nilai dapat diartikan sebagai rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan yang terdapat dalam keenam sistem nilai. Dalam psikologi, menurut Bastaman mengatakan bahwa proses pembiasaan disebut “conditioning”. Proses ini akan menciptakan kebiasaan (habit) dan kemampuan (ability), yang akhirnya akan menjadi sifat-sifat pribadi (personal habits) yang terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pembiasaan sangat efektif diberikan kepada anak usia dini berusia 0-6 tahun yang berada masa keemasan atau Golden Age. Penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian kualitatif deskriptif yaitu mendeskripsikan fenomena di lapangan dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah itu, uji keabsahan data meliputi uji credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Teknik keabsahan data meliputi, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menujukkan bahwa 1) Terdapat tiga nilai-nilai Agama Islam yang diinternalisasikan melalui metode pembiasaan yaitu nilai aqidah, nilai ibadah dan nilai akhlak. 2) Proses internalisasi berawal dari guru yang memberitahu, mengenalkan, menjelaskan, membimbing, mengarahkan, menasehati, memberikan pemahaman beserta contohnya dan menginstruksikan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai Agama Islam agar nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi dalam diri anak dan mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari. Proses internalisasi dilaksanakan setiap hari dari hari Senin hingga hari Jumat. 3) Hasilnya dapat terlihat dari tercapainya indikator-indikator yang terdapat di program pengembangan tentang nilai-nilai Agama. Pada tingkat anak-anak, mereka hanya sebatas mengetahui dan mampu mempraktekkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari