Uji antibakteri ekstrak batang brotowali (Tinospora crispa, L.)

Kulit adalah organ tubuh yang memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai macam ancaman seperti mikroorganisme yang berbahaya, contohnya bakteri Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan bisul (furunkel) atau suatu infeksi kulit meliputi seluruh folikel rambut yang ditandai dengan adanya benjolan berwarna merah yang berisi nanah. Infeksi kulit seperti bisul dapat disembuhkan dengan menggunakan batang dari tanaman brotowali. Brotowali banyak mengandung senyawa kimia yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit seperti senyawa antimikroba, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, harsa, zat pahit pikroretin, tinokrisposid, berberin, palmatin, kolumbin dan pikrotoksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa pada batang brotowali yang memiliki potensi sebagai antibakteri dan mengidentifikasi aktivitas antibakteri pada fraksi etanol, etil asetat, dan n-heksana terhadap bakteri S. aureus dengan variasi konsentrasi 25%, 50%, dan 100%. Batang brotowali dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol selama 6 x 24 jam, selanjutnya difraksinasi dan diuji fitokomia senyawa alkaloid, falvonoid, saponin, tanin, terpenoid dan steroid. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode Disk Diffusion Test yang ditandai dengan adanya zona bening disekitar cakram kertas pada fraksi etanol dan fraksi etil asetat yang diduga mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan terpenoid dengan diameter daya hambat terbesar berada pada konsentrasi 100% yaitu pada fraksi etanol 9,5 mm dan pada fraksi etil asetat 14 mm