Implementasi peraturan gubernur nomor 34 tahun 2013 tentang hari dan jam kerja pada biro umum sekretariat daerah Provinsi Jawa Barat

Fenomena yang terjadi dalam penelitian awal ini yaitu di Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, terdapat pegawai yang belum disiplin dalam melaksanakan peraturan hari dan jam kerja, dilihat dari masih adanya pegawai yang masuk kerja melebihi dari ketentuan jam kerja yang sudah diberikan, kemudian masih terdapat pegawai yang tidak mengikuti apel pagi, dan masih kurangnya kesadaran pegawai dalam menggunakan jam kerja secara optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun 2013 Tentang Hari Dan Jam Kerja Pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Penulis menggunakan teori implementasi kebijakan dari Van Metter dan Horn, teori yang diteliti berjumlah enam dimensi yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya, karakteristik agen pelaksana, sikap/kecendrungan (disposition) para pelaksana, komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana, serta lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara, dan dokumen dengan menggunakan tehnik purposive sampling untuk penentuan informan dalam penelitian. Serta menggunakan teknik analisis data menurut model Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian, Implementasi Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun 2013 Tentang Hari dan Jam Kerja Pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat belum berjalan dengan optimal dilihat dari enam faktor. Pertama, ukuran dan tujuan kebijakan belum berjalan dengan optimal, dilihat dari masih adanya pegawai yang belum disiplin. Kedua, sumberdaya belum berjalan dengan optimal dilihat dari adanya ketidakseimbangan dalam pembagian kerja, kemudian sarana dan prasarana yang diberikan belum memadai untuk menyelesaikan pekerjaan, serta tunjangan yang diberikan belum sesuai dengan beban kerja. Ketiga, Karakteristik Agen Pelaksana sudah berjalan dengan baik dilihat dari banyaknya sanksi untuk pegawai yang melanggarnya. Keempat, sikap/kecendrungan (disposition) para pelaksana belum berjalan dengan optimal dilihat dari masih adanya pegawai yang belum memiliki kesadaran untuk datang tepat waktu dan mengikuti apel.Kelima, komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana sudah berjalan dengan optimal, dilihat dari baiknya komunikasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi ini. Keenam, lingkungan ekonomi, sosial dan politik sudah berjalan dengan optimal, dilihat dari pengaruh positif dari lingkungan yang dapat mendorong keberhasilan kebijakan publik