Hubungan dukungan sosial dengan ketangguhan mental pada atlet disabilitas Kota Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan ketangguhan mental pada atlet disabilitas. Fenomena ini diambil dari Asian Para Games. Asian Para Games merupakan sebuah event olahraga yang diikuti oleh atlet disabilitas dari 42 negara di Asia, dan Indonesia menempati posisi ke 5. Indonesia berada pada posisi ke 5, hal ini diduga tidak terlepas dari ketangguhan mental atlet yang bisa mempertahankan performanya. Di tempat latihan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Bandung atlet mendapatkan dukungan sosial yang bersumber dari pelatih, lembaga, teman dan juga keluarga sehingga bisa mendukung ketangguhan mental atlet. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 skala pengukuran, yaitu skala dukungan sosial Sarafino (2011), dan skala dari Mental Toughness Quesionare (MTQ) Clough (2002) dengan tambahan dari Fahmilhaq (2015). Subjek penelitian berjumlah 40 atlet disabilitas di NPCI. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi spearman karena kedua variabel berjenis skala ordinal. Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan ketangguhan mental pada atlet disabilitas di kota Bandung. Hal ini terjadi karena, dukungan sosial 33% lebih rendah dari ketangguhan mental 50%. Tidak terdapatnya hubungan antara dukungan sosial dengan ketangguhan mental pada atlet disabilitas kemungkinan dari beberapa faktor seperti tingkat usia, keinginan menafkahi keluarga, dan menutupi kekurangannya