Batas-batas interaksi sosial muslim dan non muslim dalam Tafsir Fĩ Zhilăl Al-Qur’ăn

Interaksi sosial muslim dan non muslim kerap diwarnai dengan ketegangan dan isu-isu negatif. Adanya pandangan dengan salah satu aspek dalil Alquran yang menyatakan bahwa tidak boleh bergaul dengan kafir dalam berbagai alasan. Islam adalah agama yang damai, penuh cinta, dan toleransi terhadap sesama manusia, yang membawa rahmat bagi semuanya. Di dalam Alquran pun ada beberapa ayat yang menjelaskan bagaimana seorang muslim bergaul dengan non muslim dalam interaksi sosial bermasyarakat. Boleh dan tidaknya berinteraksi dengan non muslim dapat dijelaskan dan dipahami dengan seksama. Penelitian ini berfokus kepada pandangan Sayyid Quthb terkait ayat-ayat interaksi sosial muslim dan non muslim yang ada pada tafsirnya. Pada penelitian ini penulis mengumpulkan ayat-ayat interaksi melalaui metode maudhu’I dengan berdasarkan kepada dimensi interaksi yaitu komunikasi dan kontak sosial. kemudian penulis menganalisis melalui penafsiran Sayyid Quthb dalam tafsirnya. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah lebrary research yang masuk dalam sebuah penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer yaitu Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’ân karya Sayyid Quthb. Adapun data sekundernya adalah berbagai kitab, buku-buku artikel, serta penelitian yang berhubungna dengan penelitian penulis tentang interaksi sosial muslim dan non muslim. Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode deskripsi, yakni menggambarkan keadaan subyek penelitian ini. Setelah melakukan penelitian dapat diketahui bahwa batas-batas interaksi sosial musim dan non muslim dalam Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’ân menurut Sayyid Quthb adalah seorang muslim boleh berhubungan baik dengan non muslim, akan tetapi ada batasan-batasn tertentu yang tidak boleh dilakukan, misalnya berdebat dengan orang zalim tidak harus dengan etika yang baik. Semua itu telah dijelaskan dalam Alquran yang mana ayat-ayat itu telah penulis teliti dalam Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’ân. Pada dasarnya penafsiran Sayyid Quthb tidak melarang muslim untuk berhubungan baik dengan non muslim dalam hal sosial, akan tetapi dalam akidah tetaplah masing-masing