Pola interaksi masyarakat di ruang publik: Penelitian interaksi di taman sukatani kampung Sukatani kelurahan Sukatani kecamatan Tapos Depok

Penelitian ini bermula dari problem hubungan sosial masyarakat yang tidak terjalin dengan baik. Sebagian besar masyarakat Kampung Sukatani bersifat tertutup, sehingga berdampak pada hubungan yang tidak harmonis (tidak adanya kerukunan, komunikasi yang baik dan bersosialisasi). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pola interaksi masyarakat sebelum dan sesudah dibangunnya Taman Sukatani, bagaimana pandangan masyarakat terhadap keberadaan Taman Sukatani serta bagaimana Pola Interaksi pengunjung maupun masyarakat sekitar yang terjalin di Taman Sukatani. Penelitian ini menggunakan teori dari Gilin dan Gilin, yang menjelaskan tentang interaksi sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik atau kerjasama antar individu, kelompok, serta individu dengan kelompok. Proses interaksi sosial tersebut akan membentuk suatu pola interaksi yang mempunyai sifat asosiatif (kerjasama) dan disosiatif (pertentangan). Interaksi sosial tidak hanya diakibatkan oleh adanya pikiran dan respon, tetapi juga dengan pengambilan makna-makna berupa simbol yang terdiri dari bahasa isyarat. Dengan menggunakan baik verbal dan non-verbal seperti melalui percakapan, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan simbol yang mempunyai makna luas dan beragam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penulis berusaha mendeskripsikan, menganalisis, mengungkapkan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Data penelitian ini bersumber dari data primer dengan cara wawancara, observasi. Selain itu, sumber data dilengkapi data sekunder berupa referensi buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian yang penulis amati bahwa setiap warga yang tidak melakukan interaksi dengan warga lain ternyata memiliki banyak kendala seperti perbedaan status ekonomi, kurang ramahnya warga sekitar dan lain-lainnya. Lalu berdasarkan hasil dari lapangan, kini akhirnya para warga terbuka dengan warga lain dan mulai melakukan interaksi. Pola interaksi yang cukup aktif membuat warga sekitar akhirnya memiliki kekerabatan yang baik dan harmonis setelah dibangunnya Taman Sukatani. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola interaksi masyarakat sebelum dibangunnya Taman cenderung tertutup, tidak melakukan interaksi sosial dengan warga lain bersikap individualistis dan jarang berbaur dengan warga lain sehingga diantara mereka akan terjadi konflik maupun kontravensi. Namun setelah dibangunnya Taman, pola interaksi cenderung menjadi asosiatif karena mereka berkumpul dengan cara memanfaatkan Taman, lebih bersikap terbuka dan mau berbaur. Sebagian besar masyarakat memberikan tanggapan positif mengenai keberadaan Taman tersebut karena mereka dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan gratis dan nyaman