Faktor-faktor penyebab perilaku konsumtif pada remaja di perkotaan: Studi kasus di wilayah Pahlawan Kota Bandung

Penelitian ini dilatarbelakangi pada masalah keprihatinan penulis terhadap perilaku remaja di wilayah jalan Pahlawan Kota Bandung, yang memiliki gaya hidup konsumtif dalam hal yang dilakukannya sehari-hari seperti gaya berpakaian, tempat berkumpul dan apa yang dia gunakan. Permasalahan ini mungkin akan menjadi berbahaya jika gaya hidup mereka yang cenderung boros terus dibiarkan sampai remaja itu beranjak dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui perilaku konsumtif remaja di wilayah jalan Pahlawan Kota Bandung (2) Untuk mengetahui persepsi remaja perkotaan mengenai gaya hidup konsumtif di wilayah jalan Pahlawan Kota Bandung (3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan remaja berperilaku konsumtif di wilayah jalan Pahlawan Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan Teori Tindakan Sosial Max Weber dimana teori ini membagi tindakan sosial menjadi empat yaitu: rasionalisasi sarana-tujuan, rasionalisasi nilai, tindakan afektif, dan tindakan tradisional. Berkaitan dengan teori tersebut, penulis melihat bahwa remaja yang sering berperilaku konsumtif masuk pada tindakannya yang ditentukan oleh kondisional aktor tersebut yang dalam hal ini aktornya adalah remaja. Mereka ingin mendapatkan sesuatu hanya didasarkan emosi semata. Metode ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yang menggambarkan secara objektif perilaku konsumtif remaja di lapangan dan faktor apa saja yang membuat mereka menjadi konsumtif. Lokasi penelitian berada di jalan Pahlawan Kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, wawancara mendalam serta studi dokumentasi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa remaja kurang mengetahui apa itu perilaku konsumtif dan bahayanya bagi mereka kelak jika kebiasaan tersebut terus mereka lakukan. Remaja mudah terpengaruh terutama dalam hubungan konformitasnya dengan teman sebayanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya, mereka meniru gaya hidup di keluarganya yang boros, lingkungan sosial, serta kesulitan bagi remaja dalam mengontrol diri untuk mengambil keputusan berbelanja. Faktor lain yang juga sangat berpengaruh yaitu kurangnya bekal agama dalam diri remaja sehingga mereka dapat dengan mudah mengeluarkan uang dengan membeli barang yang tidak terlalu mereka butuhkan