Fungsi zuhud terhadap ketenangan jiwa: Studi analisis terhadap tafsir jailani karya Abdul Qadir Jailani

Ketenangan hati menjadi dambaan setiap insan dari dahulu hingga sekarang. Namun, perkembangan zaman yang menyebabkan merebahnya faham meterialisme membuat manusia menjadi terfokus pada hal – hal yang bersifat materi belaka sehingga mereka berpendapat bahwa ketenangan hati hanya terdapat pada materi dan membuatnya selalu memburu kemewahan hidup. Di sisi lain masih banyak manusia yang terkungkung penderitaan akibat ketidakmampuan mengatasi kesulitan hidup karena miskin dan berbagai kesulitan lainnya, akhirnya banyak manusia mengalami kegoncangan jiwa karena tertekan (stress) oleh suatu kondisi karena tidak terpenuhinya kebutuhan mereka. Mengatasi hal tersebut Islam hadir sebagai solusi, yakni perintah untuk hidup zuhud. Sejak dulu hingga sekarang, tercantum berbagai ayat dalam al Quran yang mengindikasikan agar manusia hidup dengan zuhud, bahkan para sahabat dan Rasulullah sendiri mencontohkannya. Penelitian ini berdasarkan Tafsir Jailani karya Syekh Abdul Qadir Jailani karena Syekh Abdul Qadir Jailani tersebut merupakan seorang ulama ahli sufi, dengan metode penelitian content analysis dan pendekatan tafsir maudhu’I. Data yang terdapat pada Al Quran penulis menemukan 15 ayat tentang zuhud, satu ayat merupakan pembahasan yang tersurat, sedangkan 14 ayat lagi pembahasannya hanya tersirat, namun kandungannya sangat dalam. Hasil dari penelitian menemukan bahwa dalam beberapa ayat tersebut terdapat kategorisasi tersendiri. Adapun kategorisasi tersebut yakni : (1)Permisalan dunia pada ayat QS. Yunus [10]: 24 dan QS. Al Kahfi[18]: 45-46. (2)Sifat dan hakikat dunia, antara lain (a).Kehidupan yang sementara dan kesenangan yang menipu dalam QS. Ali Imran [03]: 185, QS. Al A’raaf [07]: 51, QS. Ar Rad [13]:26 dan QS. Luqman [31] : 33; (b).Permainan yang melalaikan, dalam QS. Al Ankabut [29]: 64 dan QS. Al Hadid [57]: 20; (c).Cobaan, QS.At Taghabun [64]: 15; (d). Sengaja dijadikan indah untuk kesenangan, QS. Al Baqarah [02]: 212, QS. Ali Imran [03]: 1 (3)Kerugian memilih dunia dalam QS. Al A’raf [07] : 176, QS. Hud [11]: 15-16, QS. Ibrahim [14 ] : 3,QS. Al Isra [18]: 18-19, QS. Asyuura [42]:20, QS.Al a’la [87]:16-17 Penafsir mengungkapkan bahwa zuhud merupakan prilaku hidup yang yang tidak menyukai kehidupan dunia dan mengutamakan akhirat, hal ini dikarenakan pemahamannya terhadap hakikat dunia. Mereka senantiasa menjalankan amal saleh yang mendekatkan hamba kepada Allah, sehingga Allah menganugerahkannya martabat tinggi, pahala dan ketenangan jiwa serta dijauhkan dari siksa. Ketika susah, hatinya tidak akan terguncang, sebab ia senantiasa ridho akan takdirnya. Oleh karena itu, orang yang zuhud senantiasa tenang jiwanya