Hubungan antara aktivitas bermain platisin dengan kemampuan motorik halus anak: Penelitian pada kelompok B RA Nurul Amal Ciguruwik Bandung

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diperoleh fenomena yang menarik, yakni adanya kesenjangan antara tingginya aktivitas bermain plastisin dengan rendahnya kemampuan motorik halus anak. Di satu sisi, aktivitas bermain plastisin anak kelompok B RA Nurul Amal Ciguruwik Bandung terlihat antusias, senang, ceria dan memiliki semangat yang tinggi. Akan tetapi, di sisi lain kemampuan motorik halus anak masih rendah. Hal ini terlihat dari perilaku anak yang masih kaku dan merasa kesulitan untuk menggerakan jari-jemarinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Aktivitas bermain plastisin di kelompok B RA Nurul Amal Ciguruwik Bandung; 2) Kemampuan motorik halus anak di kelompok B RA Nurul Amal Ciguruwik Bandung; dan 3) Hubungan antara aktivitas bermain plastisin dengan kemampuan motorik halus anak di kelompok B RA Nurul Amal Ciguruwik Bandung. Penelitian ini didasarkan pada asumsi teori yang menyatakan bahwa kemampuan motorik halus anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya aktivitas bermain plastisin. Berdasarkan asumsi tersebut dapat dirumuskan hipotesis yaitu, semakin tinggi aktivitas bermain plastisin semakin tinggi pula kemampuan motorik halus anak. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah aktivitas bermain plastisin semakin rendah pula kemmpuan motorik halus anak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak kelompok B RA Nurul Amal Ciguruwik Bandung yang berjumlah 23 anak Tahun Ajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh karena semua populasi dijadikan sebagai responden. Teknik pengumpulan datanya melalui observasi dan dokumentasi. Hasil perhitungan pada aktivitas bermain plastisin (Variabel X) diperoleh nilai rata-rata sebesar 78. Nilai tersebut berada pada interval 70-79 dengan interpretasi baik. Demikian pula halnya hasil perhitungan pada kemampuan motorik halus anak (Variabel Y) diperoleh nilai rata-rata sebesar 78. Nilai tersebut berada pada interval 70-79 dengan interpretasi baik. Hubungan antara aktivitas bermain plastisin dengan kemampuan motorik halus anak diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,85. Angka koefisien korelasi ini termasuk pada kategori sangat kuat/sangat tinggi karena berada pada interval 0,800-1,000. Hasil uji signifikansi diperoleh harga t_hitung=7,340 lebih besar dari harga t_tabel=2,080. Artinya, Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain terdapat hubungan positif yang signifikan antara aktivitas bermain plastisin dengan kemampuan motorik halus anak kelompok B RA Nurul Amal Ciguruwik Bandung. Adapun besarnya kontribusi atau pengaruh aktivitas bermain plastisin terhadap kemampuan motorik halus anak yaitu sebanyak 72%. Dengan demikian masih ada sekitar 28% kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh faktor lain