Pengaruh pola asuh orangtua terhadap Kecerdasan spiritual remaja: Studi kasus di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Bandung

Keluarga merupakan lingkungan utama dan pertama bagi seorang anak, dimana seorang anak untuk pertama kali sejak lahir ke dunia mendapat pengasuhan dan kasih sayang dari orang tuanya. Pengaruh yang diterima seorang anak ketika kecil sangat besar menentukan kehidupan anak tersebut hingga membentuk kepribadiannya. Kecerdasan spiritual ini merupakan kecerdasan secara menyeluruh, mendasari sikap, perilaku dan cara berfikinya yang merupakan fitrah manusia yang dapat diaplikasikan pada dirinya, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Lembaga Pembinaan Khusus Anak merupakan sebuah lembaga di bawah kementrian Hukum dan HAM membina anak-anak yang mengalami pelanggaran hukum. Fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah "Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kecerdasan Spiritual Remaja" Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh yang digunakan, tingkat kecerdasan spiritual, dan pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasan spiritual remaja di LPKA Bandung. Metode pada penelitian ini adalah deskriptif yakni menggambarkan pola asuh orang tua, tingkat kecerdasan spiritual dan pengaruh pola asuh orang tua remaja terhadap kecerdasan spiritual remaja di LPKA Bandung, dengan jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Sampel diambil berdasarkan teknik sample random sampling. Subjek penelitian berjumlah 153 dan diambil sampel sebanyak 15% yakni 23 orang yang berusia 13-18 tahun di LPKA Bandung. Pola asuh yang paling banyak digunakan oleh remaja di LPKA Bandung yakni pola asuh pendidikan Nabi, dengan presentasi sebanyak 27,5%. Tingkat kecerdasan spiritual remaja di LPKA Bandung terletak pada interval 47-51 yaitu dengan presentase sebanyak 39,2% dengan kriteria “baik". Dari hasil analisis regresi linear sederhana atau uji nilai signifikansi (sig), didapatkan nilai sebesar 0,096 yang berarti lebih besar kriteria Signifikansi (0,05), model ersamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah tidak signifikan. Didapatkan persamaan Y = 65,401+(-0,174) X persamaan tersebut dapat diartikan bahwa koefisien regresi linear sederhana antara variabel X dan variabel Y sebesur 0,174, berarti variabel pola asuh berpengaruh negatif terhadap kecerdasan spiritual remaja sebesar 17,4%. Kemudian pvalue (Sig) sebesar 0,096 dengan nilai ɑ=0,05, maka persamaannya adalah pvalue>ɑ maka Ho diterima. Maka penulis menarik kesimpulan bahwa hipotesis 0 diterima yang artinya tidak terdapat pengaruh pola asuh orangtua terhadap kecerdasan spiritual remaja di LPKA Bandung