Kebermaknaan hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA): Studi kasus orang dengan HIV/AIDS di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung

Seseorang yang mengalami HIV/AIDS merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dalam hidup, di mana seseorang yang mengalaminya akan merasakan perubahan biologis dalam dirinya berupa sakit yang berkepanjangan dan tekanan psikologis dari dalam diri dan juga lingkungan sosialnya. Meski demikian bukan berarti orang dengan HIV/AIDS (ODHA) ini tidak dapat menemukan makna hidupnya, karena makna hidup tidak selalu didapatkan dalam keadaan yang membahagiakan saja tetapi juga dapat diperoleh dalam penderitaan yang jika dapat menemukan hikmah dan kesadaran akan ketergantungan manusia pada Tuhannya sehingga memunculkan daya spiritualitas yang merupakan jalan untuk memaknai kehidupan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Bagaimana kebermaknaan hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang ada di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan analisis deskriptif, pendekatan ini dirasa cocok untuk meneliti masalah dalam penelitian ini, karena diarahkan pada eskploratoris kehidupan nyata. Pengumpulan datanya yaitu melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dari berbagai sumber yang terkait. Penelitian orang dengan HIV/AIDS ini dianalisis melalui pendekatan teori psikologi yaitu dari Bastaman tentang nilai kebrmaknaan hidup seperti nilai kreatif, nilai penghayatan, nilai sikap dan nilai pengharapan. Selain itu juga dianalisis melalui pendekata teori tasawuf berupa maqam-maqam tasawuf yang merupakan keadaan spiritual seseorang seperti nilai tobat, sabar, tawakal, dan ridho. Hasil dari penelitian ini diperoleh hasil di mana subjek SD dan SM memiliki karateristik orang dengan HIV pada stadium tanpa gejala, sementara subjek EY sudah memasuki stadium AIDS. Hasil analisis keberkmaknaan hidup dari dua objek (SD dan SM) telah menemukan kebermaknaan hidupnya yang meliputi nilai-nilai kreatif, penghayatan, bersikap dan nilai pengharapan. Dalam tasawuf ada sumber nilai spiritualitas yang meliputi nilai tobat, sabar, tawakal dan ridho. Satu subjek (EY) belum menemukan makna hidupnya (meaningless) yang dapat dilihat dari kebiasaan melamun dan meratapi apa yang telah menimpa dirinya serta masih merasa menjadi korban. Kata kunci: makna hidup, tasawuf, HIV/AID