Metode membaca Al-Qur'an bagi siswa berkebutuhan khusus (anak Tunarungu) di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung

Indra penglihatan dan pendengaran merupakan indra yang paling efektif untuk menerima rangsangan dari luar termasuk di dalamnya proses penerimaan ilmu, yaitu mendengar suara dengan indra pendengaran dan melihat sesuatu dengan indra penglihatan. Apabila fungsi salah satu dari kedua indra tersebut terganggu, maka akan menghambat proses penerimaan ilmu maupun aktifitas sehari-hari. Kurangnya perhatian khusus bagi anak tunarungu di bidang keagamaan khususnya di bidang membaca al-qur’an, membuat penulis ingin melakukan penelitian sejauhmana pemahaman anak-anak berkebutuhan khusus dalam belajar membaca al-qur’an. Penelitian ini bersifat parsitipatif di mana peneliti langsung terjun untuk mengajarkan dengan berbagai metode yang peneliti ketahui di SLBN Cileunyi. Adapun data yang didapatkan dalam penelitian ini bersumber dari hasil wawancara, observasi, serta dokumentasi dengan objek penelitiannya antara lain kepala sekolah, guru, siswa tunarungu dan orang tua siswa. Hasil pnelitian menunjukan bahwa dengan memodifikasi cara penyampaian metode iqro dengan memanfaatkan penglihatan, pendengaran yang minim, gerak tubuh atau bahasa isyarat dan perabaan, peneliti berhasil menarik kesimpulan bahwa tinggi rendahnya kemampuan mendengar tidak menjamin kemampuan siswa untuk mahir dalam belajar membaca iqro, bahkan siswa tuli pun dengan bantuan bahasa isyarat dan dibantu orang tua dirumah dapat sedikit demi sedikit melafalkan huruf hijaiyah yang merupakan rangkaian terpisah dari al-qur’an. Semuanya tergantung keinginan serta semangat ingin bisa yang berada dalam diri setiap siswa tunarungu serta perhatian khusus dari orang tua. Adapun faktor penghambat dalam penelitian ini yaitu kurangnya tenaga pengajar yang mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa-siswa berkebutuhan khusus tunarungu, sulitnya siswa untuk di ajak berkomunikasi karena gangguan pendengaran yang berpariatif, kurangnya media pembelajaran yang ada didalam kelas, serta beberapa siswa tunarungu yang kurang perhatian khusus dari keluarganya. Yang menjadi faktor pendukung dalam penelitian ini yaitu minat para siswa untuk selalu hadir disetiap pertemuannya, adanya respon baik dan terbuka dari kepala sekolah, adanya guru pembimbing yang selalu mendampingi dalam setiap proses pembelajaran membaca al-qur’an, dan adanya beberapa orang tua yang senantiasa mengulang pelajaran yang sudah di terapkan di kelas untuk di pelajari di rumah. Solusi yang di tawarkan di antarnya yaitu melatih system komunikasi antara guru dan orang tua terhadap siswa tunarungu, memberikan jadwal khusus untuk siswa berkebutuhan khusus dalam belajar membaca al-qur’an agar tercipta generasi anak berkebutuhan khusus yang berakhlakul karimah dan seringnya berlatih dirumah dengan didampingi orang tua agar semangat siswa untuk bisa membaca al-qur’an semakin meningkat