Peran pembimbing agama Islam dalam meningkatkan perilaku keagamaan Jama'ah: Studi deskriptif di Majelis Taklim Al-Barokah Komplek Polda Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung

Pembimbing Agama memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perilaku keagamaan jama’ah. Disamping itu pembimbing agama menjadi orang yang sangat penting dalam mendidik, menunjukan, memberi jalan, atau menuntun jama’ah kearah tujuan yang bermanfaat bagi banyak orang. Dalam melaksanakan perannya tersebut, pembimbing agama menempuh upaya tertentu dalam rangka meningkatkan perilaku keagamaan. berbagai upaya yang dilaksanakan oleh pembimbing agama sangat menentukan tercapainya tujuan yang di inginkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui (1) Bagaimana upaya apa saja yang dilakukan oleh pembimbing agama Islam dalam meningkatkan perilaku keagamaan (2) Bagaimana proses bimbingan agama Islam untuk meningkatkan perilaku keagamaan jama’ah (3) Bagaimana perilaku keagamaan jama’ah Majelis Taklim Al-Barokah sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pengumpulan data berupa observasi, analisis dan wawancara langsung dengan Dkm majelis taklim Al-Barokah, pembimbing agama Islam dan para jama’ah majelis taklim Al-Barokah. Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya-upaya yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam meningkatkan perilaku keagamaan jama’ah terbilang sudah membaik jika dilihat dari aspek keimanan, ibadah, akhlak, fiqh dan membaca Al-Qur’an. Bimbingan keagamaan yang diberikan oleh pembimbing agama Islam menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan bimbingan membaca Al-Qur’an. Hasil dari upaya pembimbing agama Islam dalam meningkatkan perilaku keagamaan yaitu adanya peningkatan kemampuan beragama para jama’ah. Dalam aspek keimanan, jama’ah mampu memandang Islam secara menyeluruh, tidak fanatik terhadap faham Islam yang dianutnya. Dalam aspek ibadah, jama’ah mampu menjalankan ibadah wajib seperti sholat tepat waktu, mampu menjalankan ibadah yang lainnya tanpa paksaan. Dalam aspek akhlak, jama’ah mampu berkomunikasi dengan baik terhadap lingkungannya, lebih termotivasi untuk senantiasa berbuat baik tanpa mengharapkan penilaian orang lain. Dalam aspek fiqh jama’ah menjadi mengetahui tata cara sholat dan mampu melakukan tata cara wudhu yang benar dan dalam aspek membaca Al-Qur’an jama’ah menjadi lancar dalam membaca Al-Qur’an maupun tajwidnya menjadi lebih baik