Penerapan model cooperative Learning tipe Team Game Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar Kognitif peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan : penelitian tindakan kelas pokok bahasan kebhinekaan di kelas III MI Negeri Karanggedang Ciamis

Hasil studi pendahuluan melalui wawancara di MI Negeri Karanggedang Ciamis diketahui bahwa peserta didik aktif dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan namun sebagian peserta didik memiliki keinginan yang kurang dalam mencari tahu pembelajaran. Peserta didik hanya menerima informasi dari guru saja. Kurangnya semangat peserta didik dalam mencari tahu pelajaran berakibat pada hasil belajar yang menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menerapkan Model Cooperative Learning tipe Team Game Tournament (TGT) di kelas III MI Negeri Karanggedang Ciamis. Penelitian ini didasarkan pada kajian teoretik yang menyatakan bahwa penerapan model Cooperative Learning tipe Team game tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Terdapat 3 pokok dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe Team game tournament (TGT) yaitu membentuk tim, turnament akademik dan scoring. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus dengan tahapan meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Penelitian dilakukan di kelas III MI Negeri Karanggedang Ciamis sebanyak 27 peserta didik. Analisis data yang digunakan statistik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Team Game Tournament (TGT) pada setiap siklusnya berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil analisis lembar observasi guru diperoleh aktivitas guru pada akhir siklus sebesar 95%. Hal ini berarti guru sebagai fasilitator sudah dapat membimbing dan memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dari hasil analisis lembar observasi peserta didik diperoleh bahwa rata-rata aktivitas peserta didik pada akhir siklus 90 %. Rata-rata persentase aktivitas peserta didik dari siklus I sampai III mengalami peningkatan yang baik. Peserta didik mampu untuk mengungkapkan pendapatnya dan berantusias saat pembelajaran berlangsung. Serta di dalam penelitian ini hasil belajar dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan yang sangat baik hal ini membuktikan bahwa peserta didik disetiap siklusnya mengalami perubahan yang baik, yang mengakibatkan hasil belajarnya meningkat sesuai dengan harapan